Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Jahe hingga Kunyit, Ini 10 Pengobatan untuk Atasi Sakit Mag

Kompas.com - 22/02/2021, 10:50 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2016 pada hewan menunjukkan, bawang putih dapat membantu mencegah perkembangan penyakit mag, dan membantu mempercepat proses penyembuhan.

Lalu, menurut tinjauan tahun 2015, bawang putih juga dapat membantu mencegah pertumbuhan H. pylori.

Satu studi skala kecil pada tahun 2015 menunjukkan, makan dua siung bawang putih dengan makan, dua kali sehari, dapat memiliki efek anti bakteri terhadap H. pylori.

Namun, tidak semua penelitian setuju bawang putih memengaruhi H. pylori atau mencegah tukak. Sejumlah ilmuwan merasa, masih perlu dilakukan lebih banyak penelitian.

9. Licorice

Licorice adalah rempah-rempah populer yang berasal dari kawasan Mediterania dan Asia.

Licorice merupakan tanaman yang memiliki cita rasa manis. Karena rasanya itu, licorice kerap dijadikan zat perasa pada makanan dan minuman, bahkan rokok.

Orang pun telah menggunakan licorice dalam pengobatan tradisional selama ratusan tahun.

Banyak orang percaya, memakan akar licorice kering dapat membantu menyembuhkan dan mencegah penyakit mag.

Namun, penelitian cenderung berfokus pada penggunaan suplemen, bukan akar licorice kering.

Jadi, orang yang tertarik menggunakan bumbu ini untuk mag mungkin ingin mencobanya sebagai suplemen.

Baca juga: Yogurt bagi Penderita Maag, Kenapa Tidak?

Sebuah studi pada tahun 2013 menemukan bahwa mengonsumsi suplemen licorice dapat membantu melawan infeksi H. pylori.

Studi tersebut menunjukkan, suplemen membantu mencegah pertumbuhan bakteri.

10. Lidah buaya

Aloe vera adalah minyak nabati populer yang ditemukan di banyak losion topikal, kosmetik, dan makanan.

Selain itu, beberapa penelitian mengamati bagaimana lidah buaya mempengaruhi sakit mag menghasilkan hasil yang baik.

Misalnya, satu studi pada tahun 2011 pada tikus mengungkap, lidah buaya mengobati mag dengan cara yang mirip dengan obat anti-tukak yang populer.

Tapi, peneliti hanya mempelajari hewan, bukan manusia. Jadi, para ilmuwan masih perlu melakukan lebih banyak penelitian untuk melihat efek lidah buaya pada manusia.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com