Biarkan dia berbicara dan jangan memotongnya.
Perhatikan apa yang dia katakan, dan cobalah untuk tidak langsung mengabaikan pikiran atau pendapat tersebut.
"Perselisihan paling baik diselesaikan ketika kebutuhan setiap orang dianggap sah dan penting," kata Seltzer.
Jika pasangan menanggapi dengan komentar yang mendetail, maka kita harus mengulangi apa yang kita dengar, tanpa niat jahat dan cuma ingiin memastikan kita berada di pemahaman yang sama.
Kita bisa berkata, "Jadi, kamu lebih suka tinggal di pinggiran kota karena pekerjaan ada di sini dan kotanya terlalu bising dan kacau untuk kamu, begitu?"
Baca juga: Wanita Tak Perlu Kompromi soal Tujuan Hidup demi Seorang Pria
Dengan begitu kita ingin menunjukkan kepada pasangan, bahwa kita memerhatikan dan menghargai kebutuhan serta keinginan dia juga.
Pertimbangkan semua opsi yang ada, dan ingat bahwa ada lebih dari dua opsi untuk setiap masalah.
Kita dapat tinggal di kota, kita dapat tinggal di pinggiran kota, atau kita dapat tinggal di pinggiran kota yang lebih dekat ke kota dengan apartemen bertingkat Dan transportasi umum yang cukup.
Pertimbangan semacam itu memungkinkan kita mendapatkan yang terbaik dari "kedua dunia".
Sebelum menarik kesimpulan, kita bisa melihat dan mempertimbangkan anggaran dan biaya hidup di kota dan pinggiran kota.
Ingatlah untuk memikirkan keputusan seolah-olah kita adalah bagian dari sebuah pasangan dan bukan hanya untuk diri kita sendiri.
Kadang, benar-benar sulit untuk memahami pasangan, terutama ketika keinginan kita mengaburkan penilaian.
Baca juga: Tak Cuma Seks, Ada 4 Jenis Keintiman demi Tingkatkan Kualitas Hubungan
Itulah mengapa penting bagi kita untuk keluar dari pikiran kita sejenak dan mencoba mempertimbangkan pendapat serta perasaan pasangan.
Bagaimana dia akan terpengaruh jika menyerah dengan pilihan kita? Apa sisi positif dan negatifnya bagi dia?
Menurut kita, mengapa dia memiliki pendapat berbeda? Pengorbanan apa yang akan dia lakukan jika sejalan dengan ide-ide kita?