Demikian pemaparan Dr. Channa Jayasena, konsultan di bidang endokrinologi reproduksi dan andrologi di Imperial College London, juga dalam keterangan via email.
"Selain itu, penting untuk dicatat bahwa tidak ada bukti virus Covid-19 dalam sperma dan tidak ada bukti bahwa virus dapat ditularkan melalui sperma."
Penegasan ini disampaikan Alison Murdoch, yang mengepalai the International Centre for Life, Universitas Newcastle di Inggris, pun melalui email.
Penelitian tersebut mencocokkan 105 pria subur tanpa Covid-19 dengan 84 pria subur yang didiagnosis dengan virus corona.
Lalu para ilmuwan menganalisis sperma mereka pada interval 10 hari selama 60 hari.
Dibandingkan dengan pria sehat tanpa Covid-19, studi tersebut menemukan peningkatan signifikan pada peradangan dan stres oksidatif pada sel sperma milik pria dengan Covid-19.
Konsentrasi, mobilitas, dan bentuk sperma juga dipengaruhi secara negatif oleh virus. Ditemukan, perbedaan tumbuh dengan tingkat keparahan penyakitnya.
"Efek pada sel sperma ini dikaitkan dengan kualitas sperma yang lebih rendah dan potensi kesuburan yang berkurang."
Baca juga: Berapa Banyak Volume Sperma yang Normal saat Ejakulasi?
"Meskipun efek ini cenderung meningkat dari waktu ke waktu, efek tersebut tetap secara signifikan dan abnormal lebih tinggi pada pasien Covid-19."
"Dan, besarnya perubahan ini juga terkait dengan penyakit dan keparahannya."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.