Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2021, 16:45 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

"Pada kebanyakan kasus miopia, jika seseorang memiliki minus lebih dari lima atau enam, maka akan terjadi perubahan pada retina, chroid, dan sklera."

"Kondisi itu berisiko menyebabkan kebutaan," jelasnya.

Gejala miopia sering dipandang remeh, sehingga orangtua patut mewaspadai adanya gejala penyakit tersebut pada anak.

Umumnya, gejala miopia pada anak yang terjadi adalah kebiasaan memicingkan mata, kesulitan memandang jauh, sering mendekatkan mata ke layar televisi atau ponsel, mata lelah dan tegang, hingga sering mengucek mata.

"Karena itu pemeriksaan mata secara berkala, minimal 6-12 bulan sekali menjadi kunci untuk menentukan apakah anak termasuk dalam kelompok rawan miopia atau tidak," ucap Gusti.

Baca juga: Seburuk Apa Cahaya Biru dari Gawai Hingga Lampu LED ke Mata

Pemeriksaan mata untuk mencegah progresivitas miopia

Bertepatan dengan hari jadi RS Mata JEC yang ke-37 pada 1 Februari 2021, RS Mata JEC mengoperasikan layanan bernama "Myopia Control Care."

Gusti, yang sekaligus Ketua Layanan JEC Myopia Control Care mengatakan tujuan dioperasikannya layanan ini.

"Layanan Myopia Control Care fungsinya agar masyarakat dapat mengetahui informasi seputar miopia, dan memperoleh layanan miopia secara menyeluruh," terang dia.

Sementara itu, menurut dr Damara Andalia, SpM, Wakil Ketua JEC Myopia Control Care, ada banyak langkah pemeriksaan mata untuk pasien yang sudah menderita miopia maupun berpotensi mengalami mata minus.

"Layanan ini akan mengukur seluruh data organ mata, seperti panjang bola mata, keadaan kornea, dan ketebalan lensa."

"Pasien akan mendapat pilihan dan tindakan lanjutan yang cermat untuk mencegah progresivitas miopia," cetus Damara.

Baca juga: Trik 20 Detik untuk Bantu Redakan Ketegangan Mata

JEC Myopia Control Care menyediakan layanan tahapan awal seperti konsultasi dan screening mata, hingga langkah perawatan yang ditentukan berdasarkan kebutuhan dan usia.

Langkah perawatan atau terapi miopia yang direkomendasikan Damara dalam layanan JEC Myopia Control Care adalah terapi Atropin, dan penggunaan lensa kontak khusus Orthokeratology atau Ortho-K.

"Terapi atropin menggunakan obat tetes mata dengan dosis kecil 0,01 persen, yang efektif menghambat progresivitas miopia secara signifikan bagi anak di bawah usia 15 tahun," kata Damara.

Namun Damara mengungkap jika terapi ini hanya efektif diterapkan pada anak. Sebab, penambahan panjang bola mata yang berpotensi memicu miopia biasanya terjadi di usia dini.

"Ada juga terapi dengan menggunakan lensa kontak khusus Ortho-K. Lensa kontak ini dipakai di malam hari saat tidur, sekitar lima hingga enam jam sehari," ujarnya.

Lensa kontak Ortho-K bertujuan membantu pasien miopia agar terbebas dari ketergantungan memakai kacamata, dan sifatnya sementara.

"Bisa digunakan pada semua usia, baik anak usia lima tahun maupun orang dewasa," ujarnya lagi.

Baca juga: Atasi Mata Tegang dengan Yoga Mata, Cuma 5 Menit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com