Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Sehat, 8 Makanan Ini Bisa Berbahaya Bagi Tubuh

Kompas.com - 23/02/2021, 17:30 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak ahli merekomendasikan sejumlah makanan untuk pola hidup yang lebih sehat. Misalnya kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, dan bahkan suplemen gizi.

Tapi, ternyata ada beberapa makanan sehat yang malah memiliki efek toksik. Namun jangan khawatir, efek samping negatif itu bisa terjadi apabila makanan dikonsumsi secara berlebihan.

Berikut daftar makanan sehat yang malah berbahaya bila dikonsumsi berlebihan.

1. Minyak ikan

Suplemen minyak ikan mengandung omega-3 esensial yang dapat membantu mengurangi peradangan atau risiko penyakit kardiovaskular.

Namun hal itu tampaknya hanya berlaku untuk orang yang tidak makan ikan atau memiliki kadar trigliserida tinggi.

Menurut Mayo Clinic, mengonsumsi minyak ikan dosis tinggi dapat meningkatkan risiko pendarahan atau stroke dan bahkan menghambat respons kekebalan.

Walaupun terlihat aman, lebih baik konsumsi asam lemak omega-3 dari makanan utuh seperti ikan berlemak.

Baca juga: Suplemen Minyak Ikan Bantu Turunkan Risiko Serangan Jantung

2. Kayu manis

Rempah satu ini umumnya dianggap sebagai makanan sehat karena mengandung antioksidan yang mengurangi peradangan dan kadar gula darah.

Mengonsumsi kayu manis dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung atau diabetes tipe 2. Tapi di sisi lain, kayu manis bisa menjadi racun bagi hati.

Ada dua jenis kayu manis. Pertama, kayu manis yang dijual di toko dan dikenal dengan istilah cassia. Kedua, kayu manis yang lebih langka dan mahal disebut Ceylon.

Kayu manis yang dibeli di toko memiliki persentase kumarin jauh lebih tinggi. Kumarin adalah senyawa organik yang dapat merusak sel hati dan menyebabkan kanker

Oleh karenanya, batas konsumsi kayu manis yang disarankan adalah 1 hingga 1,5 sendok teh kayu manis cassia setiap hari.

Sedangkan untuk jenis kayu manis Ceylon dikatakan mampu mencegah tumor kanker, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan luka, dan mencegah kerusakan hati.

Baca juga: Atasi Bau Mulut dengan Kayu Manis, Begini Caranya

3. Pala

Pala adalah rempah yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan masalah pencernaan. Tetapi konsumsi pala dalam jumlah besar berpotensi beracun

Pala mengandung zat yang disebut miristisin. Zat tersebut memiliki sifat halusinogen.

Suatu studi tahun 2015 menemukan, 5 gram atau 2 sendok teh pala bubuk adalah dosis toksik karena efek halusinogennya.

Bubuk kopi,mashed.com Bubuk kopi,

4. Kopi

Banyak penelitian ilmiah yang menemukan hubungan antara minum kopi dengan beberapa manfaat kesehatan. Misalnya masa hidup yang lebih lama dan penurunan risiko serangan jantung.

Tetapi beberapa ilmuwan berpikir kopi dapat terkait dengan kanker. Hal ini dikarenakan bahan kimia yang terkandung dalam kopi yakni akrilamida.

Bahan kimia tersebut berpotensi sebagai karsinogenik atau menyebabkan kanker. Akrilamida terbentuk saat biji kopi dipanggang.

Sejauh ini, penelitian telah menemukan akrilamida dapat menyebabkan kanker pada tikus.

Meskipun satu cangkir kopi tidak mengandung cukup akrilamida untuk membahayakan kesehatan manusia, tetap saja batas konsumsinya perlu diperhatikan.

Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Meningkatkan Tekanan Darah?

5. Teh hijau

Banyak orang yang menganggap teh hijau sebagai salah satu minuman terbaik untuk kesehatan. Tetapi teh hijau yang terlalu panas memiliki kaitan dengan kanker.

Ada bukti ilmiah yang menemukan teh hijau dapat menurunkan kolesterol dan mengganggu replikasi sel kanker. Tetapi meminumnya terlalu panas dapat berdampak negatif pada kesehatan esofagus.

The International Journal of Cancer baru-baru ini menerbitkan suatu penelitian yang menyebutkan sering minum teh panas dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.

Para peneliti menemukan, minum tiga cangkir teh hijau dengan suhu lebih dari 60 derajat Celsius setiap hari dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.

Penelitian sebelumnya juga menemukan, ekstrak teh hijau dapat merusak hati. Namun butuh lebih banyak penelitian untuk menentukan risikonya.

Baca juga: Cara Potong Ikan Tuna agar Dagingya Tidak Hancur, Ikuti 4 Langkah Ini

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com