Sementara itu, studi tahun 2017 menunjukkan gangguan tidur dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung koroner hingga 70 persen.
Bahkan terjadi pula peningkatan kemungkinan risiko terjadinya stroke mencapai 45 persen. Hal itu dikarenakan gangguan tidur.
Kondisi yang termasuk gangguan tidur antara lain kualitas tidur yang buruk, tidur berdurasi pendek, sleep apnea, kesulitan untuk tetap tidur, dan penggunaan pil tidur.
"Tidur selama 7-8 jam setiap malam adalah yang terbaik," ujar Cho.
Bagi yang kesulitan tidur, Cho merekomendasikan beberapa cara untuk memperbaiki kebiasaan tidur.
Misalnya berolahraga secara teratur, menghindari tidur siang, tidak minum kafein, dan mematikan perangkat elektronik sebelum tidur.
Selain itu, pertahankan jadwal tidur yang ketat yakni tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.
Baca juga: 4 Cara Alami Mengatasi Insomnia
Kemudian pada orang yang kelebihan berat badan, mendengkur, atau berhenti bernapas saat tidur, sebaiknya menemui spesialis tidur untuk mengatasi.
"Hindari terburu-buru menggunakan alat bantu tidur yang dijual bebas."
"Bekerja samalah dengan penyedia kesehatan untuk menentukan penyebab sulit tidur dan mendiskusikan solusi," kata Cho.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.