Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2021, 18:42 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Healthline

Meski begitu, beberapa penelitian yang dilakukan pada manusia juga mendukung temuan ini.

Potensi gangguan terhadap endokrin juga semakin banyak dipelajari oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dan organisasi medis profesional karena potensi pengaruh negatifnya terhadap kesehatan reproduksi bawaan.

Kosmetik adalah sumber utama paparan ftalat. Sementara ftalat paling umum yang bisa kita temukan dalam produk kecantikan adalah diethylphthalate (DEP).

Baca juga: Tren Penggunaan Bahan Alami Utuh dalam Produk Kecantikan

5. Formaldehida
Kandungan ini memang jarang digunakan sebagai pengawet atau disinfektan dalam produk kecantikan karena bersifat karsinogen.

Selain itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) produk dengan formaldehida juga dapat meningkatkan risiko kemandulan dan keguguran.

Namun, ada beberapa bahan kimia yang melepas formaldehida yang biasa ditemukan di dalam produk kosmetik, dengan efek berbahaya yang serupa.

Environmental Working Group mencatat beberapa bahan yang dimaksud antara lain:

  • Bronopol.
  • Hidantoin DMDM.
  • Diazolidinyl urea.
  • Hidroksimetilgisinat.
  • Imidazolidinyl urea.
  • Quaternium-15.
  • 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane.

Baca juga: Pakai Skin Care Berbeda-beda Merek Bisa Berbahaya, Apa Alasannya?

6. Tabir surya kimiawi
Oxybenzone dan turunannya adalah filter ultraviolet (UV) yang paling sering digunakan dalam tabir surya.

Meski terbukti efektif untuk melindungi kulit, tetapi ada potensi merugikan terhadap kesehatan dan lingkungan di balik efek oxybenzone.

Karena dikenal sebagai bahan kimia yang mengganggu sistem endokrin, penggunaan produk dengan oxybenzone selama kehamilan dapat mengganggu hormon dan menyebabkan kerusakan permanen pada ibu dan bayi.

Sebuah penelitian pada hewan di tahun 2018 menyimpulkan bahwa paparan oxybenzone selama kehamilan pada level yang biasa digunakan oleh manusia dapat menyebabkan perubahan permanen pada kelenjar susu dan laktasi.

Beberapa penelitian lainnya yang juga dilakukan pada hewan mengaitkan bahan kimia tersebut dengan kerusakan janin permanen, kemungkinan berkaitan dengan perkembangan kondisi neurologis di masa dewasa, seperti penyakit Alzheimer.

Baca juga: Memilih Tabir Surya Sesuai Kondisi Kulit

Meskipun mungkin tidak bisa lagi menggunakan produk yang biasa digunakan sebelum masa kehamilan, namun tentunya ibu melakukan itu demi calon buah hati.

Untuk mengetahui secara pasti mengenai bahan-bahan skin care apa saja yang tidak bisa kamu gunakan selama kehamilan, berkonsultasilah dengan dokter kandungan atau dokter kulit terlebih dahulu untuk mendapatkan saran perawatan yang tepat.

Selain mengetahui tentang kandungan skin care yang berbahaya bagi ibu hamil, ketahui pula kombinasi kandungan skin care yang tidak bisa digunakan bersamaan.

Baca juga: 6 Kombinasi Kandungan Skin Care yang Sebaiknya Dihindari

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com