Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2021, 10:29 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 membantu kita terlindung dari paparan virus corona.

Vaksinasi dapat mencegah kita mengalami masalah kesehatan panjang yang kerap dialami orang-orang yang terinfeksi Covid-19.

Seperti halnya semua vaksin lain, kita pun mungkin mengalami beberapa efek samping usai vaksinasi.

Mungkin akan ada rasa nyeri atau bengkak di tempat suntikan, dan mungkin rasa demam, kelelahan, atau pun sakit kepala.

Baca juga: Karena Ingin Liburan, Banyak Orang Bersedia Disuntik Vaksin Covid-19

Dr. David J. Cennimo, seorang dokter penyakit menular dan asisten profesor di Sekolah Kedokteran Rutgers New Jersey, Amerika Serikat menjelaskan mengenai hal ini.

Dia mengatakan, gejala semacam itu adalah tanda-tanda pengenalan yang tepat dan reaksi kekebalan terhadap vaksin.

Efek sampingnya menunjukkan, vaksin tersebut mengajarkan sistem kekebalan tubuh tentang bagaimana mengenali dan menyerang SARS-CoV-2, -virus yang menyebabkan Covid-19 jika masuk ke dalam tubuh.

Meskipun beberapa efek samping vaksin mirip dengan gejala infeksi Covid-19, namun dipastikan vaksin tersebut tidak akan menginfeksi hingga membuat kita terular. 

Bagi kebanyakan orang, efek samping vaksin ini bisa menjadi amat ringan atau sedang, dan bertahan 1-2 hari.

Namun, bagi sebagian orang lain efek sampingnya membuat mereka merasa seperti sedang flu, atau memengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Menghadapi ketidaknyamanan seperti flu selama beberapa hari, banyak orang -termasuk dokter- akan meminum obat bebas.

Baca juga: Yang Perlu Dipahami Ibu Hamil dan Menyusui soal Vaksin Covid-19

Misalnya, obat-obatan yang mengandung ibuprofen atau acetaminophen untuk meredakan demam dan nyeri.

Namun, jika obat-obatan ini bisa mengurangi efek samping vaksin, mungkinkah ada pengaruh terhadap efektivitas vaksin bagi tubuh? 

Obat pereda nyeri dan demam

Belum ada penelitian yang dilakukan untuk melihat secara khusus apakah asetaminofen atau ibuprofen dapat mengganggu efektivitas vaksin Covid-19.

Namun, Cennimo mengatakan, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa obat memang dapat memengaruhi respon imun terhadap vaksin.

"Ada data dalam literatur vaksin, lama sebelum Covid-19 dan hampir semua dilakukan pada anak-anak, premedikasi dengan obat penurun demam seperti asetaminofen atau ibuprofen menurunkan respons antibodi terhadap dosis pertama vaksin," kata Cennimo .

Orangtua terkadang memberi anak mereka pereda nyeri sebelum injeksi vaksin untuk mengatasi ketidaknyamanan.

Cennimo menyebut, memang tidak diketahui bagaimana obat-obatan ini bisa mengganggu vaksin, tetapi obat-obatan tersebut dapat mengurangi respons peradangan -yang muncul sebagai demam dan nyeri.

Dengan peradangan yang lebih sedikit, kata dia, mungkin juga menimbulkan respons kekebalan yang lebih rendah terhadap vaksin.

Baca juga: Tak Ada Bukti Kematian Lansia di Norwegia Akibat Vaksin Covid-19

Baru-baru ini, sebuah penelitian yang diterbitkan bulan ini di Journal of Virology menemukan, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) - yang termasuk ibuprofen - mengurangi produksi antibodi, dan aspek lain dari respons kekebalan terhadap SARS-CoV-2.

Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus seperti SARS-CoV-2.

Nah, vaksin Covid-19 merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi yang secara khusus menargetkan virus corona, tanpa menyebabkan penyakit.

Para peneliti menyebut, kondisi ini meningkatkan kemungkinan NSAID juga mempengaruhi respons imun terhadap vaksin Covid-19.

Tetapi, studi tambahan masih diperlukan untuk mengetahui secara pasti kesimpulan tentang hal ini.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan, obat pereda nyeri dan penurun demam dapat menumpulkan respons antibodi terhadap vaksinasi.

Baca juga: Perlukah Persiapan saat Akan Menerima Vaksin Covid-19?

Namun, ini pun masih tidak jelas apa arti yang sesungguhnya. Lagi-lagi, masih diperlukan lebih banyak penelitian.

Tak masalah

Tetapi studi tentang vaksin Covid-19 yang telah dilakukan menunjukkan, mengonsumsi pereda nyeri setelah injeksi, jika diperlukan, mungkin tidak menyebabkan banyak masalah.

Protokol untuk uji klinis tahap akhir vaksin virus corona dari Pfizer-BioNTech dan Moderna-NIAID di AS tidak melarang kita untuk mengonsumsi obat pereda nyeri, jika memang dibutuhkan.

Meski begitu, studi tersebut tetap menunjukkan, kedua vaksin memiliki tingkat kemanjuran yang tinggi: 95 persen untuk Pfizer-BioNTech dan 94,1 persen untuk Moderna-NIAID.

Baca juga: Strain Baru Virus Corona Ditemukan, Bagaimana Nasib Vaksin?

Meskipun membutuhkan lebih banyak data, Cennimo merasa tidak ada masalah dengan penggunaan ibuprofen atau acetaminophen setelah injeksi vaksin.

"Selama kita tidak melebihi jumlah yang disarankan," sebut Cennimo.

Cennimo mengaku mendapat dosis kedua dari vaksin Covid-19 minggu lalu, dan meminum ibuprofen setelah itu untuk demam ringan dan beberapa rasa sakit yang dia rasakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com