Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan, Langkah Kecil yang Mampu Atasi Stres di Tengah Pandemi

Kompas.com - 26/02/2021, 13:44 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Yang lebih menarik, penelitian tersebut menemukan, efek ini bahkan lebih kuat bila diukur pada tiga bulan kemudian.

Jadi, tindakan yang perlu dilakukan adalah, bereksperimenlah dengan menggunakan pernapasan untuk mengurangi stres.

Menghirup napas panjang bisa menyebabkan detak jantung meningkat, sementara menghembuskan napas memperlambatnya.

Dengan demikian, ketika kita merasa stres atau gelisah, coba perlambat napas dan ambil napas lebih lama.

2. Makanan sebagai obat

Pepatah yang berbunyi "kamu adalah apa yang kamu makan" adalah fakta yang nyata.

Makanan yang kita santap pada dasarnya memengaruhi perasaan dan pengalaman hidup kita.

Tanyakan pada diri, bagaimana perasaan kita setelah makan besar? Atau, ketika di malam hari minum terlalu banyak? Atau terlalu banyak kafein?

Kemungkinan, pada titik tertentu, kita pernah mengalami "mabuk" setelah makan, bukan hanya karena alkohol.

Baca juga: Kesedihan Berlangsung Lama Bisa Jadi Tanda Depresi, Kenali Cirinya

Ini juga berpengaruh pada kesehatan mental. Jumlah gula yang berlebihan dapat membuat kita merasa lebih cemas atau tertekan.

Sedangkan alkohol, dan depresan, juga dapat membuat kita merasa lebih stres.

Stres juga dapat menyebabkan masalah pencernaan, memengaruhi kesehatan usus, yang secara langsung terkait dengan kesehatan mental.

Fakta ini tidak mengherankan, karena 90 persen reseptor serotonin -hormon utama yang menstabilkan suasana hati, perasaan sejahtera, dan kebahagiaan- berada di usus.

Ini membuat pola makan dan kesehatan usus menjadi komponen penting dari perasaan.

Tindaka yang bisa kita lakukan adalah membantu memastikan usus yang baik dan kesehatan secara keseluruhan.

Kita harus memasang tujuan untuk makan berbagai macam buah dan sayuran, sambil mengurangi gula, kafein, dan alkohol.

3. Bergeraklah

Manfaat olahraga untuk kesehatan fisik dan mental telah didokumentasikan dalam banyak penelitian.

Olahraga teratur membantu mengurangi kecemasan dan depresi dengan melepaskan endorfin, bahan kimia alami otak yang meningkatkan rasa sejahtera.

Ini juga dapat membantu mengalihkan perhatian kita, dan mengalihkan pikiran dari pikiran negatif yang dapat menyebabkan depresi atau kecemasan yang lebih lama.

Terapi tawa juga terbukti memberikan hasil positif untuk depresi, insomnia, dan kualitas tidur.

Dan, meskipun mungkin terasa sedikit yang bisa ditertawakan akhir-akhir ini, menonton komedi favorit mungkin bisa membantu.

Atau, mungkin lebih baik lagi, menggunakan salah satu dari daftar aplikasi yang terus bertambah untuk menonton bersama teman, dan dapatkan manfaat tambahan saat terhubung dengan orang lain.

Baca juga: Apa Ciri-ciri Anak Depresi yang Perlu Diwaspadai?

Jadi, membuat olahraga sebagai bagian dari hari kita adalah pilihan yang bijak, bukan?

Baik itu hanya berjalan-jalan di luar, atau push-up di antara beban pekerjaan, pasti sudah bisa membantu.

Dan, gabungkan tawa ke dalam hari-hari kita, baik itu film dari beragam film yang ada, atau lewat obrolan Zoom dengan teman-teman.

4. Membangun koneksi

Pandemi Covid-19 memaksa kita semua untuk mendefinisikan kembali arti dari koneksi dan bersatu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com