KOMPAS.com - Cara berjalan seseorang ternyata bisa membantu para tenaga kesehatan memprediksi risiko terkena penyakit penurunan saraf akibat usia, seperti Alzheimer.
Kesimpulan itu dihasilkan tim ahli yang menganalisis pola berjalan dan fungsi otak dari 500 orang berusia lanjut.
Studi ini adalah studi pertama yang menunjukkan bagaimana pola berjalan kaki yang berbeda dapat membantu para ahli mendiagnosis berbagai jenis demensia dengan lebih akurat, termasuk penyakit Alzheimer.
Studi tersebut dimuat ke dalam jurnal Alzheimer & Dementia: The Journal of Alzheimer's Association.
Baca juga: 8 Gejala Alzheimer yang Kerap Diabaikan
"Masalah kognitif, seperti memori yang buruk dan disfungsi eksekutif, dapat menjadi petunjuk untuk penyakit demensia. Namun, performa motorik, khususnya cara berjalan, dapat mendiagnosis berbagai jenis kondisi penurunan fungsi saraf."
Demikian diungkap Manuel Montero-Odasso, ilmuwan di Lawson Health Research Institute.
Montero-Odasso juga seorang profesor di Schulich School of Medicine & Dentistry di Western University.
Pada studi tersebut, para peneliti membandingkan gangguan pada gaya berjalan peserta di seluruh spektrum kognitif.
Apa yang dilihat peneliti antara lain orang yang memiliki gangguan kognitif subjektif, penyakit parkinson, gangguan kognitif ringan, penyakit Alzheimer, dan lewy body (demensia yang biasa menyerang lansia).
Baca juga: Membaca Kepribadian dari Cara Berjalan
Empat pola berjalan kaki diidentifikasi dalam studi ini, yang mencakup ritme, kecepatan, variabilitas, dan kontrol postural.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.