Menariknya, variabilitas pola berjalan yang tinggi dikaitkan dengan kinerja kognitif yang lebih rendah. Variabilitas pola berjalan mengacu pada fluktuasi langkah demi langkah saat berjalan kaki.
Variabilitas yang tinggi juga menandakan adanya penyakit Alzheimer pada seseorang dengan tingkat akurasi 70 persen.
Hal ini memungkinkan peneliti mengukur pergerakan kaki dengan penuaan dan penyakit.
Biasanya dokter atau ahli saraf dapat menentukan apakah seseorang memiliki variabilitas pola berjalan yang tinggi atau rendah, setelah melihat cara berjalan orang tersebut.
"Ini bukti kuat pertama yang menunjukkan variabilitas gaya berjalan adalah penanda penting untuk proses di area otak yang terkait gangguan kognitif dan kontrol motorik," kata penulis pertama studi Dr Frederico Perruccini-Faria.
Baca juga: Mengenal Penyakit Alzheimer, Gejala dan Perawatannya...
Perruccini-Faria juga merupakan asisten peneliti di Lawson Health Research Institute, serta Postdoctoral Associate di Schulich School of Medicine & Dentistry di Western University.
Studi lain di tahun 2019 yang dimuat ke dalam jurnal Alzheimer's & Dementia mengungkap, penyakit Alzheimer dan lewy body memiliki tanda unik yang bisa dilihat dari gaya berjalan.
Namun di sisi lain, rutin berolahraga jalan kaki terbukti membantu menunda timbulnya penyakit otak degeneratif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.