Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2021, 16:28 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber MSN

KOMPAS.com - Penyakit migrain merupakan salah satu jenis sakit kepala yang parah dan menimbulkan rasa nyeri lebih intens.

Efek dari penyakit migrain bergantung pada tingkat keparahan yang dialami seseorang, dan bisa bertahan dalam waktu lama.

Pada kasus yang berat, penyakit migrain bisa menghasilkan rasa sakit yang luar biasa sehingga aktivitas sehari-hari terganggu. Jika sudah demikian, terkadang yang bisa kita lakukan hanyalah berbaring diam di tempat tidur.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit migrain adalah salah satu penyakit paling umum di seluruh dunia.

Ada banyak penyebab migrain, namun umumnya penyakit ini timbul karena seseorang memikirkan banyak hal, sehingga pikiran tersebut membuat orang menjadi stres.

Baca juga: 6 Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Untuk meredakan migrain, kita dapat mengonsumsi obat migrain yang dijual bebas atau diresepkan oleh dokter. Namun penyakit migrain bisa sulit diobati secara efektif.

Cara lain yang bisa ditempuh untuk mengurangi gejala migrain yaitu dengan metode akupuntur, menggunakan minyak esensial, dipijat, hingga meditasi kesadaran atau mindfulness meditation.

Meditasi untuk mengurangi stres

Sebuah studi kecil baru-baru ini mengungkap, mindfulness meditation dapat meredakan stres yang kerap berkontribusi pada timbulnya sakit kepala sebelah.

Bagi beberapa orang, menerapkan latihan meditasi yang teratur dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan serangan migrain.

Shannon Albarelli, PhD, instruktur kesadaran dan meditasi bersertifikat serta psikolog klinis di New Jersey, Amerika menyebut meditasi sebagai pendekatan perhatian terhadap nyeri dan manajemen nyeri.

Baca juga: 8 Cara Mengatasi Migrain Tanpa Obat

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Ia menganjurkan meditasi sebagai tindakan pencegahan migrain karena dapat membantu menurunkan tingkat stres bila dilakukan secara teratur.

"Respons stres Anda berkaitan dengan ketegangan otot, yang mengatupkan rahang dan mengangkat bahu ke atas," kata Albarelli.

"Meditasi akan membawa perhatian pada stres itu sehingga Anda dapat belajar merilekskan tubuh. Ketika Anda dapat belajar merilekskan tubuh, jauh lebih mudah untuk merilekskan pikiran."

Menurut Paul Fulton, Ed.D, psikolog di Massachusetts dan salah satu pendiri Institute for Meditation and Psychotherapy, stres dalam skala kecil maupun besar akan terasa tidak nyaman.

Baca juga: Perhatikan, Langkah Kecil yang Mampu Atasi Stres di Tengah Pandemi

Halaman:
Sumber MSN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com