Enzim di hati yang disebut CYP1A2 bertanggung jawab atas 95 persen metabolisme kafein.
Namun, ada dua bentuk CYP1A2, salah satunya akan memetabolisme kafein lebih cepat daripada yang lain, yang berarti kita akan merasakan lebih sedikit efek stimulan dari kopi.
Nah, bentuk CYP1A2 mana yang kita miliki bergantung pada genetika masing-masing.
Faktanya, dalam sebuah studi tahun 2011, para peneliti menemukan bahwa sekitar 10 persen orang memiliki gen yang membuat mereka hiposensitif terhadap kafein.
Kondisi itu memungkinkan tubuh mereka tidak merasakan efek apapun sekalipun sudah mendapatkan asupan kafein dalam jumlah besar.
Baca juga: Teh atau Kopi, Mana Lebih Baik untuk Pagi Hari?
2. Toleransi terhadap kopi
Nah, mungkin saja kamu tetap ngantuk meski sudah minum kopi karena tubuhmu membangun toleransi terhadap kopi.
Ketika kamu terus-menerus mengonsumsi kopi dengan kuantitas atau frekuensi yang tinggi, tubuh akan menjadi kurang sensitif terhadap efeknya.
Jadi, cobalah mengonsumsi kafein dalam jumlah moderat.
Jumlah konsumsi kafein yang moderat tidak akan berdampak buruk terhadap jantung dan minum sedikit cangkir kopi per harinya mungkin akan lebih sehat untuk jantung.
Rekomendasi dosis kafein maksimal adalah 400 miligram per hari, itu sama dengan sekitar empat cangkir kopi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.