KOMPAS.com - Umumnya kopi dikonsumsi untuk membantu seseorang lebih segar dan terjaga serta memberikan suntikan energi untuk beraktivitas.
Namun, beberapa orang tidak merasa kurang berenergi dan tetap ngantuk meski sudah minum kopi.
Nah, jika kamu juga mengalami hal itu, tiga penyebab berikut mungkin jadi penyebabnya, seperti dilansir The Insider:
1. Faktor genetika
Sekitar 45 menit setelah dikonsumsi, kafein akan mulai diserap oleh tubuh.
Kemudian, molekul kafein akan dengan cepat berpindah ke otak.
Setibanya di otak, molekul kafein tersebut akan mengikat reseptor yang biasanya dipasangkan dengan adenosin, neurotransmitter yang mendorong tubuh untuk tidur.
Tindakan ini menghalangi adenosin mencapai reseptor tersebut sehingga akan menghambat kantuk.
Menurut perawat teregistrasi dan pendidik perawat dari Nurse Together, Jenna Liphart Rhoads, PhD, genetika dapat memainkan faktor dalam sensitivitas kafein karena genetika menentukan seberapa efektif reseptor adenosin tersebut dapat mengikat molekul kafein.
Selain itu, seberapa cepat kita merasakan efek kafein dan untuk berapa lama efek tersebut bertahan juga tergantung pada genetika kita.
Enzim di hati yang disebut CYP1A2 bertanggung jawab atas 95 persen metabolisme kafein.
Namun, ada dua bentuk CYP1A2, salah satunya akan memetabolisme kafein lebih cepat daripada yang lain, yang berarti kita akan merasakan lebih sedikit efek stimulan dari kopi.
Nah, bentuk CYP1A2 mana yang kita miliki bergantung pada genetika masing-masing.
Faktanya, dalam sebuah studi tahun 2011, para peneliti menemukan bahwa sekitar 10 persen orang memiliki gen yang membuat mereka hiposensitif terhadap kafein.
Kondisi itu memungkinkan tubuh mereka tidak merasakan efek apapun sekalipun sudah mendapatkan asupan kafein dalam jumlah besar.