Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2021, 12:13 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki banyak teman akan bermanfaat positif bagi kehidupan kita, baik dalam rezeki, kesehatan, hingga urusan asmara.

Tapi beda ceritanya jika kamu memiliki teman yang beracun alias toxic friend.

Toxic friend merupakan istilah yang mengacu pada teman yang tidak mendukung dan selalu memberikan hal-hal negatif bagi hidup kita.

Teman seperti ini sebaiknya dihindari, karena tidak bermanfaat bagi kita.

Baca juga: Ini Ciri-ciri Toxic Friend, Teman yang Merusak Hidup Kita

Nah, untuk menghindari toxic friend, kita harus mengenali ciri-cirinya terlebih dahulu.

1. Menyimpan kabar baik untuk diri sendiri

Kita mungkin sering menyimpan kabar baik untuk diri sendiri, seperti saat memeroleh pasangan baru atau habis membeli mobil baru.

Itu artinya, kita menutupi kebahagiaan karena takut teman merasa cemburu, iri, atau berkomentar negatif di saat kita sukses atau meraih hasil positif.

"Perhatikan dorongan kecil yang kita dapatkan secara emosional, yang membuat kita terdiam sejenak sebelum berbagi kabar baik dengan teman," kata Cherie Burbach, penulis dan pakar hubungan.

"Jika kita benci mengungkitnya karena takut dia akan merendahkan atau membuat komentar tajam, lalu mengapa kita mau orang ini menjadi teman?" kata dia lagi.

Teman yang baik seharusnya bisa diajak berbagi apa saja hal-hal positif yang kita dapat.

Jika kita tidak mempunyai komunikasi terbuka dengan teman, hubungan pertemanan akan menyulitkan.

2. Tidak mempunyai kesempatan berbicara

Kita mulai bercerita tentang tempat makan baru kepada teman. Kemudian, dia memberi tahu kita restoran yang didatanginya tadi malam, dan menjelaskan setiap menu makanannya.

Baca juga: Membantu Anak Keluar dari Pertemanan Toksik

Intinya, dia hanya ingin membicarakan diri sendiri dan memonopoli semua percakapan. Saat giliran kita berbicara, dia seolah tidak memerhatikan perkataan kita.

"Ini adalah orang yang tidak mengerti bahwa persahabatan itu timbal balik," kata Burbach.

Teman sejati harusnya dapat mendengarkan dan memerhatikan apa yang kita ucapkan.

"Toxic friend cenderung fokus pada diri sendiri," kata Andrea Syrtash, pakar hubungan dan penulis "He's Just Not Your Type (And That's a Good Thing)."

"Jika teman kita tidak terlalu tertarik dengan hidup kita, perhatikan dinamika ini. Persahabatan harus dua arah."

3. Merasa terkurung

Rentetan pertanyaan seperti "mengapa kamu mengajak keluarga pasangan untuk makan malam?" atau "buat apa membeli hadiah itu?" yang keluar dari mulut teman menandakan ia adalah teman yang beracun.

Ia tidak menghargai pemikiran dan pendapat kita, padahal teman yang baik sudah seharusnya menghargai nilai-nilai dan keputusan yang kita buat.

"Orang ingin ditantang, bukan diubah," kata Syrtash.

"Tidak masalah teman menantang kita dengan cara yang suportif. Tapi ketika mereka menilai kita, mereka memaksakan nilai mereka kepada kita alih-alih mengakui kebutuhan dan nilai kita."

4. Membuat keputusan buruk

Kendati terkesan sepele, teman yang mendorong kita untuk merokok atau minum minuman beralkohol ketika kita sedang ingin berhenti bukanlah teman yang baik.

Baca juga: Kiat Menghindari Konten Toksik di Medsos, Log Out hingga Meditasi

Teman sejati tidak memaksa kita untuk bertindak berbahaya atau tidak sehat.

Pikirkan alasan teman memaksa kita untuk melakukan hal negatif. Bisa jadi, toxic friend akan merasa lebih senang setelah memaksa kita mengambil tindakan yang tidak baik.

"Terkadang teman yang beracun suka membawa kita pada ke perilaku tidak sehat sehingga mereka tidak terlalu bersalah atau malu atas tindakan mereka," tutur Syrtash.

5. Tidak bisa diandalkan

Kita merencanakan pergi bersama teman sudah lama, namun menjelang hari yang ditentukan temanmu mengatakan harus lembur atau membuat alasan yang tidak dapat diganggu gugat.

Sebuah rencana bisa gagal terlaksana, tapi jika teman terus-menerus menolak rencana kita, buat apa berteman dengannya?

"Seorang teman yang secara konsisten membatalkan atau sama sekali melupakan rencana kita mengirimkan pesan jelas bahwa kita tidak berarti," sebut Burbach.

Syrtash setuju dengan hal ini. "Teman yang baik bisa diandalkan dan konsisten. Titik."

6. Bertepuk sebelah tangan

Masing-masing individu membawa sesuatu yang unik ke dalam hubungan, kata Burbach.

Apakah itu menjadi lebih proaktif membuat rencana atau menjadi pendengar yang baik.

Tetapi jika hanya kita yang berusaha sekuat tenaga untuk menjalin persahabatan, kemungkinan hubungan persahabatan itu bertepuk sebelah tangan.

Dia menyarankan untuk mengetes hubungan pertemanan dengan tidak menelepon atau menghubungi teman terlebih dahulu. Lalu, lihat apa yang terjadi.

"Jika teman sepertinya melupakan, kita akan tahu persahabatan kita bertepuk sebelah tangan," kata Burbach.

Baca juga: 10 Tanda Atasan yang Toksik dan Cara Menghadapinya

"Teman yang hanya menghubungi ketika mereka menginginkan sesuatu sama sekali bukan teman."

7. Selalu menempel

Teman yang terlalu menempel atau bergantung kepada kita bisa terasa menjengkelkan, karena seolah-olah dia yang mengendalikan kita setiap saat.

Ketika kita tidak segera membalas pesan atau menghubunginya, maka teman kita akan kesal.

Jika teman senantiasa bergantung pada kita, Burbach menyarankan untuk memberikan dia petunjuk dengan menarik diri.

Bicarakan dengan teman tentang apa yang bisa kita terima dan apa yang tidak.

8. Selalu bersikap negatif

Dia tidak pernah menyukai acara yang kita tonton, tempat yang berkesan bagi kita, dan banyak lagi.

Kita menjadi sulit bersikap optimistis dan positif di sekitar seorang teman yang terus-menerus mengeluh.

"Seringkali dunia terasa seperti tempat negatif dan tanpa harapan, itulah mengapa memiliki teman yang tepat sangat penting," ujar Burbach.

"Teman yang baik akan membantu kita melihat kemungkinan dalam hidup."

Jika teman dulunya selalu positif dan tiba-tiba menjadi kesal tentang segala hal, ada kemungkinan mentalnya terganggu.

Namun, jika dia selalu seperti itu sejak pertama kali kita mengenalnya, tandanya kita harus mencari teman lain yang lebih positif.

Baca juga: Orangtua, Jangan Menjadi Toksik bagi Anak

9. Tidak ingin bersama

Menghindari pesan dan panggilan telepon teman, serta mengabaikan jadwal yang sudah ditentukan mengisyaratkan bahwa hidup kita mungkin akan lebih baik jika dia tidak ada.

Sebab lazimnya, kita harus bisa menghabiskan waktu dengan seorang teman, bukan berusaha menghindarinya.

"Ini adalah pikiran dan tubuh kita yang memberi tahu bahwa orang ini tidak cocok untuk hidup kita," kata Burbach.

"Jika kita tetap menjalin hubungan karena rasa bersalah, itu bukan hal baik bagi salah satu pihak," sebut Syrtash.

"Kita semua berhak menjalin hubungan dengan orang-orang yang kita ingin menghabiskan waktu bersamanya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com