Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan Penciuman pada Pasien Covid-19, Bisakah Disembuhkan?

Kompas.com - 02/03/2021, 21:01 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Kehilangan kemampuan indera penciuman atau anosmia adalah salah satu gejala yang muncul pada pasien Covid-19.

Meski bukan gejala Covid-19 yang baru terungkap, namun banyak pasien masih kehilangan penciumannya meski sudah dinyatakan sembuh.

Lalu, kapan anosmia pada pasien Covid-19 sembuh dan penciuman kembali pulih secara normal?

Dokter Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan-Bedah Kepala dan Leher dari Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM), dr Mahatma Sotya Bawono, M.Sc, SpTHT-KL mengungkapkan, ada beberapa kemungkinan yang dialami pasien dengan anosmia.

Menurutnya, kehilangan indera penciuman bisa terjadi mulai dari hitungan pekan hingga bulan.

Pada beberapa kasus, gangguan penciuman itu terjadi secara permanen.

"Meski begitu, kami menemukan banyak orang bisa pulih dari anosmia," ungkapnya seperti dikutip dari keterangan resmi di laman ugm.ac.id.

Baca juga: Benarkah Anosmia Pasien Covid-19 Bisa Permanen?

Kehilangan kemampuan indera penciuman mungkin terdengar sepele. Namun, ini sebetulnya sangat krusial karena berdampak pada kualitas hidup seseorang.

"Bayangkan jika kita tidak bisa mencium bau, mungkin kita juga akan kehilangan napsu makan," papar dokter yang akrab disapa Boni itu.

Ia menangani berbagai macam kasus anosmia. Salah satu pasiennya, misalnya, masih memiliki gejala tersebut hingga lebih dari dua bulan setelah terpapar Covid-19.

Bagi para penderita anosmia, Boni menganjurkan untuk tetap melakukan beberapa upaya pemulihan indera penciuman.

Meski pedomannya belum tersedia, namun ia meminta para pasiennya mencoba latihan penciuman untuk menstimulasi kemampuan penciuman.

Latihan penciuman itu bisa dilakukan hampir setiap hari menggunakan wewangian, seperti aroma lemon, minyak esensial, kopi, dan lainnya.

"Latihan penciuman bisa menstimulasi kemampuan penciuman pasien. Meski begitu, efektivitasnya bergantung pada tingkat keparahan anosmia yang dialami," katanya.

Selain anosmia, parosmia juga dialami oleh sebagian pasien Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com