Tak tanggung-tanggung, Joe lalu dikabarkan memanfaatkan aksesnya tersebut dengan membanderol harga jauh di atas harta retail untuk tiap item yang dijualnya.
Namun belakangan ulahnya terendus. Aksi curangnya untuk mendapatkan stok sepatu pun terbongkar.
Dalam Bloomberg itu diulas tentang bagaimana dia menjadikan koleksi Nike dan Yeezy sebagai ladang bisnis yang menggiurkan.
Joe menggunakan bot yang menjadi kontroversi itu untuk memborong sepatu dari dua brand tersebut.
Sementara, Nike biasa menggunakan aplikasi SNKRS Nike untuk menjual koleksi langka dan paling dicari, agar para konsumen bisa mengakses dengan fair.
Aplikasi ini diluncurkan untuk merespons keluhan konsumen tentang adanya bot yang dipakai reseller tiap kali ada penjualan produk secara online.
Para sneakershead tentu saja merasa dicurangi, termasuk oleh ulah Joe, yang belakangan diketahui sebagai anak dari petinggi Nike.
Baca juga: Nike React Escape Run, Karena Wanita Ingin Berlari dengan Nyaman
Apalagi, Ann Hebert dikenal sebagai pejabat yang memprakarsai lahirnya aplikasi SNKRS Nike.
Bloomberg menyebutkan, Joe diperkirakan mendapatkan keuntungan hingga 20.000 dollar AS, atau hampir setara dengan Rp 268 juta dalam perilisan Yeezy terakhir.
Nike bukan tak tahu dengan bisnis yang dijalankan oleh putra Ann.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.