Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kebiasaan Kecil yang Ternyata Dapat Picu Depresi

Kompas.com - 04/03/2021, 14:58 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Kemajuan teknologi membuat semakin banyak orang yang terpapar gadget. Bahkan tak jarang ponsel, laptop, TV, dan lainnya menyala bersamaan.

Beberapa orang sengaja melakukannya karena ingin multitasking. Misalnya bermain ponsel sambil menonton TV.

Siapa sangka, kebiasaan ini ternyata dapat berdampak buruk bagi otak. Hal ini diungkap oleh suatu survei pada tahun 2013 yang diterbitkan di Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking.

Survei terhadap 318 orang itu mengungkapkan, mereka yang menggunakan gadget secara bersamaan mengalami lebih banyak gejala depresi dan kecemasan sosial.

Untuk mengatasi hal tersebut, cobalah untuk hanya menggunakan satu gadget dalam satu waktu. Selain itu, batasi waktu penggunaan layar alias screen time.

Baca juga: Kecanduan Ponsel Tanda Depresi, Benarkah?

4. Menghabiskan waktu dengan orang-orang negatif

Komentar kritis dan negatif dari teman, atasan, atau orang penting lainnya bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental.

Tak hanya membuat bingung, berada di lingkungan negatif dapat meningkatkan risiko seseorang merasa tertekan.

"Tidak ada orang yang suka diajak bicara dengan suara yang kurang ajar atau kasar,” kata Heitler.

"Berada di sekitar seseorang yang mengirimkan energi negatif dapat menjadi masalah karena mendatangkan perasaan sedih," tambahnya.

Jadi penting untuk mencari dan berada di lingkungan yang positif, yang memberi dukungan, serta tidak terus-menerus mencela keputusan.

Melakukan hal itu dapat membantu seseorang memandang kehidupan dengan sudut pandang lebih positif dan mengurangi kemungkinan mengalami depresi.

Baca juga: 10 Cara Ciptakan Lingkungan Rumah yang Positif untuk Mental

5. Kurang melihat pemandangan hijau

Menghabiskan terlalu banyak waktu di daerah perkotaan dapat merusak suasana hati. Hal itu diungkap oleh studi 2011 yang dilakukan Institut Pusat Kesehatan Mental di Heidelberg University.

Dalam studi terungkap, orang yang tinggal di kota besar memiliki tingkat stres dan penyakit mental yang lebih tinggi, terutama depresi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com