KOMPAS.com - Obesitas menjadi salah satu permasalahan gizi di Tanah Air yang perlu mendapat perhatian khusus.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, tingkat obesitas pada orang dewasa mencapai 21,8 persen.
Angka tersebut mengalami peningkatan sebanyak 14,8 persen. Selain obesitas, prevalensi orang dewasa yang mengalami berat badan berlebih juga mengalami peningkatan menjadi 13,6 persen.
Padahal obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti serangan jantung, stroke, diabetes, dan kanker.
Di sisi lain, kondisi pandemi saat ini menjadi tantangan tersendiri. Bukan tidak mungkin angka obesitas mengalami peningkatan karena adanya kebiasaan baru.
Misalnya kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH) yang membuat beberapa orang menjadi lebih sering berada di depan gadget dibanding bergerak.
Belum lagi kebiasan memesan makanan secara online. Hal ini membuat konsumsi makanan, terutama makanan siap saji dan pangan olahan mengalami peningkatan.
"Pola hidup seperti itu dapat meningkatkan risiko obesitas. Padahal, obesitas terkait dengan tingkat keparahan Covid-19."
Demikian kata Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI DR. Dhian Dipo, MA dalam workshop 'Cerdas Baca Label Kemasan, Hindari Risiko Obesitas' yang diselenggarakan Nutrifood, Kamis (4/3/2021).
Baca juga: 11 Macam Buah yang Bantu Turunkan Berat Badan
Kendati demikian, tetap ada cara untuk mencegah terjadinya obesitas di tengah pandemi yakni kesadaran masyarakat untuk mulai menerapkan gaya hidup sehat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.