Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2021, 10:14 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com -Menghilangkan lemak di perut semakin sulit dilakukan setelah usia 40 tahun. Hal ini karena perubahan hormonal yang menyebabkan semakin mudahnya lemak tercipta di area tengah tubuh ini.

Hormon selama ini memegang peranan penting dalam perubahan berat badan yang terjadi, demikian pula di area perut. Awalnya wanita akan lebih banyak mempunyai lemak subkutan alian soft fat ketika masih muda.

Sedangkan pria cenderung memiliki jenis hard fat alias lemak viseral. Kondisi ini terjadi sejak masa pubertas dan bertahan sampai usia 40 tahun.

Setelah itu pria maupun wanita akan mengalami perubahan hormon yang membuat kondisinya tertukar. Pria lebih mudah mendapatkan soft fat dan wanita cenderung menyimpan hard fat di perut.

Baca juga: Yuk, Ukur Lingkar Pinggang, Makin Besar Makin Berisiko...

Perubahan ini yang membuat upaya mengecilkan perut buncit semakin sulit. Namun bukannya mustahil.

Ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan belly fat agar kesehatan dan penampilan tetap terjaga.

  • Kurangi stres

Usia di atas 40 tahun lebih rentan stres baik karena masalah pribadi atau pekerjaan. Dalam fase ini bahkan stres menjadi penyebab utama kenaikan berat badan.

Karena itu sangat penting untuk menjaga pikiran tetap tenang. Lakukan sejumlah aktivitas yang membantu mengelola kadar stres.

Kegiatan seperti yoga dan meditasi sering jadi pilihan efektif. Menghabiskan waktu bersama pasangan dan memasak juga bisa jadi aktivitas untuk refreshing pikiran.

Baca juga: Jalan-jalan ke Alam Terbuka Ampuh Hilangkan Stres

  • Tambahkan compound exercise dalam rutinitas olahraga

Banyak orang semakin malas berolahraga ketika semakin tua. Rasa malas, aktivitas yang padat dan stamina yang tak lagi prima sering jadi masalah.

Namun ini akan membuat lemak menumpuk termasuk di area perut. Padahal perut buncit bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti masalah pernafasan, jantung, diabetes, darah tinggi dan kolestrol.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com