Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengakhiri Hubungan dengan Ghosting, Wajar atau Tidak?

Kompas.com - 07/03/2021, 15:39 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Putra ketiga Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep tengah menjadi pembicaraan di media sosial terkait urusan asmaranya.

Kaesang yang dikabarkan sudah putus dengan Felicia Tissue diduga telah kembali merajut kasih dengan perempuan bernama Nadya Arifta.

Mendengar Kaesang memiliki kekasih baru, ibunda Felicia, Meilia mengungkapkan hal mengejutkan.

Lewat Instagram pribadinya, dia mengatakan jika hubungan anaknya kandas lantaran Kaesang menghilang begitu saja tanpa kabar.

Perilaku menghilang tanpa kabar dalam suatu hubungan dikenal dengan istilah ghosting. Mengutip Live Science, ghosting berarti memutuskan semua komunikasi tanpa memberikan penjelasan.

Baca juga: Jangan Katakan Hal Ini pada Teman yang Baru Putus

Ghosting dapat terjadi pada siapa saja, baik pria atau wanita, dan wajar terjadi dalam suatu hubungan apapun. Namun, belum banyak penelitian terkait perilaku ini.

Suatu studi 2018 terhadap 1.300 orang, menemukan sekitar seperempat dari partisipan telah di-ghosting oleh pasangannya.

Sedangkan seperlima dari partisipan mengaku telah melakukan tindakan ghosting. Hasil penelitian telah diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships.

Selain dalam hubungan, ghosting juga merupakan perilaku yang umum dalam pertemanan atau bahkan hubungan profesional.

Baca juga: 4 Hal yang Bisa Bikin Tubuh Langsing Setelah Putus Cinta


Pengaruh media sosial

Menurut psikolog Tara Collins dari Winthrop University, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengakhiri hubungan, termasuk ghosting.

Dia menjelaskan, menghilang tanpa kabar ada kaitannya dengan kemajuan teknologi yang telah mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain.

"Adanya media sosial dan teknologi membuat orang semakin mudah dihubungi. Jadi ketika ada perilaku ghosting dapat langsung terlihat," kata Collins.

Dalam makalah tahun 2012 yang diterbitkan di Journal of Research in Personality, Collins dan rekannya menganalisis beberapa taktik dalam putus cinta.

Baca juga: Kondisi yang Membuat Kita Bisa Berteman dengan Mantan

.Thinkstockphotos .

Salah satunya adalah menghindari. Dalam taktik ini, seseorang akan mengurangi kontaknya dengan pasangan, menghindari pertemuan, dan semakin jarang menceritakan kehidupan pribadinya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com