Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buang Air Besar Terasa Nikmat, Kenali 3 Penyebabnya

Kompas.com - 08/03/2021, 14:12 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Warna feses juga dapat memberikan indikasi kesehatan pencernaan seseorang.

Seperti review pada tahun 2019, feses yang secara umum sehat cenderung berwarna coklat karena adanya zat pencernaan, seperti empedu dan bilirubin.

Pada anak kecil, bagaimana pun, warnanya mungkin hijau.

Baca juga: Anak Tak BAB Setiap Hari, Normalkah?

Warna feses dapat sedikit berubah berdasarkan faktor-faktor seperti apa yang dimakan seseorang.

Namun demikian, perubahan warna dapat menjadi indikator masalah kesehatan lain. Misalnya, tinja berwarna merah cerah, coklat tua, atau hitam dapat mengindikasikan pendarahan usus.

Siapa pun yang khawatir tentang warna kotoran harus menghubungi dokter mereka.

Bau

Kotoran berbau tidak sedap adalah hal yang normal. Ini karena adanya bakteri dan senyawa organik tertentu di usus besar.

Namun, buang air besar yang berbau busuk terkadang dapat mengindikasikan berkurangnya kemampuan mencerna makanan tertentu.

Hal ini tentu bergantung pada tiap individu, yang mungkin dipicu oleh -misalnya, produk susu atau makanan tinggi oligosakarida yang dapat difermentasi, disakarida, monosakarida, dan poliol (FODMAP).

Baca juga: Amankah Bergantung pada Kopi Agar BAB Lancar?

Lalu, ketidakmampuan memecah makanan tertentu akan memicu pelepasan berbagai gas. Hal ini dapat menyebabkan feses bau, perut kembung, dan gejala pencernaan lainnya.

Ukuran

Ukuran kotoran rata-rata bervariasi dari orang ke orang. Namun, perubahan ukuran kotoran yang drastis terkadang dapat menandakan adanya masalah kesehatan.

Misalnya, satu ulasan tahun 2012 mencatat, sembelit kronis atau parah dapat menyebabkan impaksi tinja.

Kondisi ini mengacu pada saat timbunan feses keras yang sangat besar bersarang di usus besar.

Meskipun perubahan ukuran kotoran satu kali atau sementara biasanya tidak perlu dikhawatirkan, namun perlu diperhatikan jika ada perubahan signifikan dan berkepanjangan.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com