Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan Cegah Kematian Ibu

Kompas.com - 09/03/2021, 07:10 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masalah kesehatan reproduksi perempuan masih menjadi penyebab utama kasus kematian ibu di beberapa negara.

UNFPA Assistant Representative, Dr Melania Hidayat, MPH mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan masalah reproduksi perempuan ini kurang diperhatikan.

Salah satunya adalah kurangnya pelayanan fasilitas kesehatan (faskes) yang memberikan penjelasan mengenai pentingnya kesehatan reproduksi sebagai hak untuk perempuan.

"Selain itu, penempatan posisi perempuan yang selama ini tidak setara masih menjadi tantangan untuk mengakses hak-haknya," terangnya dalam virtual event Andalan melalui aplikasi Zoom, Senin (8/3/2021).

Ia menambahkan, perempuan berhak memperoleh akses pada kesehatan reproduksi karena itu bagian dari hak asasi manusia. Perempuan pun berhak merencanakan kehamilannya.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Kepala BKKBN, Dr Hasto Wardoyo, Sp.OG, bahwa angka kematian ibu di Indonesia sejak tahun 2015 dilaporkan berjumlah 14.640 kasus.

Baca juga: BKKBN: Angka Kematian Ibu dan Bayi Indonesia Masih Tinggi

Di mana, tempat kematian ibu yang paling banyak terjadi adalah di rumah sakit dengan presentase sebesar 77 persen.

Maka dari itu, dia menyarankan agar perempuan, khususnya yang sudah menikah untuk lebih rutin memeriksakan kesehatan reproduksinya guna mencegah kematian ibu.

"Mengetahui kesehatan reproduksi itu bisa menghindarkan perempuan dari kanker mulut rahim (serviks) yang kian meningkat, serta gangguan reproduksi lainnya," tuturnya.

Sementara, bagi perempuan yang masih dalam usia anak atau remaja juga perlu diedukasi mengenai kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi.

Sebab, menurut Hasto, faktor-faktor seperti aktivitas seksual yang terlalu dini dan jarak melahirkan yang terlalu dekat bisa membahayakan nyawa ibu maupun anak.

Baca juga: Hari Perempuan Sedunia, Sadar Kesehatan Reproduksi dan Hak Perempuan

Perempuan berhak memilih

Masalah kesehatan reproduksi ini juga timbul akibat peran perempuan yang kerap dianggap sebelah mata, sehingga perempuan memiliki ketidakmampuan untuk memilih haknya.

Psikolog Analisa Widyaningrum mengatakan, masih banyak perempuan yang tidak bisa memilih sejak mereka masih di masa sekolah.

Apalagi dengan beberapa orangtua yang menganggap bahwa remaja perempuan yang sudah menstruasi tandanya sudah siap untuk menikah.

"Padahal, pernikahan dini itulah yang menyebabkan prenatal depression saat perempuan tidak siap akan kehamilan dan melahirkan," jelasnya.

"Akibat dari prenatal depression tentu saja berpengaruh terhadap masalah kesehatan reproduksi dan menyebabkan kematian ibu maupun anak," imbuh dia.

Baca juga: Seorang Ibu Melahirkan Tanpa Merasa Hamil, Dinkes Cianjur Sebut Pentingnya Kesehatan Reproduksi

Dengan demikian, pada momentum Hari Perempuan Internasional ini, dia menyarankan agar orang-orang perlu menyadari tentang pentingnya hak perempuan dalam memilih.

Supaya perempuan dapat dengan bebas memilih hak-haknya secara adil dan bertanggung jawab, sama seperti halnya laki-laki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com