Kerusakan hormon itulah yang mungkin mengganggu pembentukan penis secara sempurna.
Sayangnya, dalam kebanyakan kasus, penyebab pasti hipospadia tidak diketahui. Terkadang, kondisi ini bersifat genetik, tetapi faktor lingkungan disebut juga bisa berperan.
Beberapa tanda dan gejala hipospadia yang mungkin dialami meliputi:
Jika tidak ditangani secara tepat, hipospadia bisa menyebabkan penampilan penis tidak normal, ada kesulitan dalam belajar menggunakan toilet, terdapat kelengkungan penis yang tidak normal ketika ereksi, hingga masalah dengan gangguan ejakulasi.
Baca juga: KSAD: Aprilia Manganang Laki-laki Berdasarkan Pemeriksaan di RSPAD
Menurut Hello Sehat, kebanyakan bayi laki-laki yang didiagnosis hipospadia umumnya sudah menunjukkan gejala sejak lahir dan masih berada di rumah sakit.
Namun, kejadian hipospadia yang tidak begitu berat biasanya tidak terlihat.
Hubungi dokter jika Anda menyadari bahwa muara uretra anak tidak terletak di ujung penis, kulit penutup penis tidak berkembang secara sempurna, atau penis melengkung ke bawah.
Ingat, kondisi pada setiap penderita bisa berbeda-beda dan gejalanya juga bisa berbeda. Jadi, untuk mengetahui penanganan yang tepat, berkonsultasilah dengan dokter.
Baca juga: Ingat, Bentuk Perut Hamil Tidak Bisa Prediksi Jenis Kelamin Bayi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.