Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi dalam Sepatu Lari Nike, Curang atau Tak Terhindarkan?

Kompas.com - 10/03/2021, 12:54 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tahun 1960-an, olahraga lari jarak jauh (endurance) mengalami revolusi.

Ketika itu, para pelari jarak jauh mulai mencatatkan waktu yang lebih cepat di trek sintetis, dan memecahkan banyak rekor dunia.

Sekarang ini, revolusi lain juga terjadi, di mana "sepatu super" untuk meningkatkan kemungkinan pemecahan rekor baru dalam olahraga lari jarak jauh sedang dikembangkan.

Teknologi sepatu untuk berlari di jalan raya (road running) diperkenalkan pada tahun 2016 dan untuk berlari di lintasan lari (track running) tiga tahun kemudian

Hampir semua rekor di dunia endurance running, baik itu lari 5K maupun maraton, sudah dipecahkan sejak hadirnya sepatu modern tersebut.

Akibatnya, timbul berbagai opini di dunia atletik. Sebagian berpandangan sepatu lari dengan teknologi tinggi adalah bentuk ketidakadilan bagi pelari lain.

Sementara, sebagian lain menyebut sepatu lari seperti itu merupakan lompatan teknologi tak terhindarkan yang bisa dimanfaatkan oleh pelari jarak jauh.

Penelitian dalam biomekanik olahraga membantu mengembangkan teknologi yang dihadirkan ke dalam sepatu lari. Ini membuat seorang pelari bisa mendapatkan tolakan tenaga lebih besar saat berlari.

Karena hal itu, sepatu lari "super" dianggap menodai rekor lama yang sudah dibuat tanpa bantuan teknologi.

Beberapa rekor yang bertahan selama beberapa dekade itu akhirnya dipecahkan berkat hadirnya sepatu yang bisa "membantu" seorang atlet.

Namun, tidak ada salahnya memandang kecanggihan teknologi sebagai inovasi peningkatan performa olahraga.

Baca juga: Inikah Sepatu Lari Nike Tercepat?

Sepatu lari Nike

Pelari Kenya Eliud Kipchoge (kiri) melakukan pemanasan di Reichsbrücke sebelum mencoba memecahkan rekor lari marathon di bawah 2 jam pada 12 Oktober 2019 di Vienna,
ALEX HALADA Pelari Kenya Eliud Kipchoge (kiri) melakukan pemanasan di Reichsbrücke sebelum mencoba memecahkan rekor lari marathon di bawah 2 jam pada 12 Oktober 2019 di Vienna,
Pada maraton Olimpiade 2016, dua peraih medali putra berhasil naik podium dengan sepatu yang sama.

Kedua pelari tersebut menggunakan sepatu purwarupa Nike, yang di kemudian hari dirilis dengan nama "Nike Vaporfly 4%". Saat ini, Vaporfly 4% banyak dikenakan oleh para pelari jalanan elit.

Kemudian, di tahun 2019, teknologi sepatu super serupa "merambah" trek atletik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com