Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2021, 21:47 WIB
Intan Pitaloka,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Sumber today.com

KOMPAS.com - YouTuber John Glaude sering membahas topik tentang diet dan pola hidup sehat lewat kanal YouTube pribadinya.

Laki-laki yang kini memiliki tubuh kekar tersebut rupanya pernah memiliki bobot sekitar 180 Kg.

Titik baliknya adalah ketika suatu hari, setelah lulus dari sekolah menengah, ia diundang ke pesta pernikahan.

Memiliki ukuran celana 56 dan kemeja 5XL membuatnya kesulitan menemukan pakaian.

Namun, bukan hal itu yang membuatnya mulai memikirkan bobotnya yang berlebih.

Glaude saat itu harus berkendara selama 13 jam. Ketika keluar dari mobilnya, ia merasa seperti akan pingsan dan akhirnya jatuh kembali ke dalam mobil.

Kejadian itu membuat Glaude, yang saat itu masih berusia 20 tahun, sempat merasa khawatir nyawanya bakal terancam karena serangan jantung.

“Saya tidak suka sendirian, karena saya pikir jika saya mengalami serangan jantung tidak akan ada orang di sekitar saya untuk menelepon polisi atau memanggil ambulans,” ungkapnya, seperti dilansir Today.

Momen itu menjadi candaan bersama kerabat yang ditemuinya di pernikahan. Namun, di dalam hati, Glaude benar-benar merasa cemas.

Saat itu ia masih merasa penampilannya baik-baik saja dan sangat menyukai outfitnya. Tetapi, saat ia melihat foto dirinya, semangatnya luntur.

Sejak saat itu, Glaude berpikir untuk melakukan perubahan. Tekadnya semakin menggebu setelah ia menonton sebuah reality show yang membahas tentang bagaimana membuat sebuah pilihan yang berbeda. Itu menjadi titik awal ia mulai berusaha menurunkan berat badan.

"Saat itu saya seperti, 'Baiklah, saya akan bangun besok dan saya akan berubah'," kata Glaude.

"Saya ingat rasanya ... seperti sebuah beban terangkat dari bahu saya."

Baca juga: Ingin Langsing, Ini Hal yang Harus Dilakukan Pertama Kali

Tumbuh besar dengan bobot berlebih

Glaude menceritakan tentang dirinya yang tumbuh dengan berat badan yang berlebih.

Kondisi itu disebabkan karena saat itu dirinya punya anggapan bahwa jika tidak segera mengambil makanan yang tersedia, maka dia tidak akan makan.

Namun, pola pikir itu membuatnya jadi makan terlalu banyak, terlalu cepat serta malas untuk bergerak atau berolahraga.

Kebiasaan-kebiasaan inilah yang membuat Glaude menjadi anak dengan bobot terberat di sekolahnya.

YouTuber dari San Diego ini juga sempat diledeki dengan sebutan "husky" saat ia masih duduk di bangku sekolah. Ia juga sempat dikatakan seperti cupcake oleh temannya.

Kerap di-bully tak langsung membuatnya murung atau sedih. Glaude malah merasa dirinya adalah laki-laki gemuk yang lucu.

Ia juga merasa dirinya dipanggil cupcake di kelas karena selain gemuk, dirinya juga sangat menjengkelkan, berisik dan berlebihan.

Untuk mengatasi perundungan, Glaude kerap mengolok-olok dirinya sendiri.

Sampai akhirnya, ia mulai menjalankan misi diet.

Baca juga: Demi Lovato Turun Berat Badan Tanpa Diet dan Gym, Apa yang Dilakukan?

Diet "masuk akal"

Di awal, Glaude sempat merasa bingung harus melakukan apa dan memakan apa. Kemudian, ia memutuskan untuk membeli air dan bahan sandwich.

“Saya tidak tahu apa yang sehat,” katanya. “Itulah awal transformasi saya.”

Tak mau berdiam dalam ketidaktahuan, ia pun mulai belajar tentang pola makan yang sehat dan segala hal tentang kalori dengan aplikasi MyFitnessPal.

Dietnya pun mengalami kemajuan menjadi "diet yang masuk akal" versi dirinya.

"Saya berhenti minum soda, makanan cepat saji dan junk food, yang sebenarnya merupakan bagian terbesar dari diet saya selama ini, lalu menggantinya dengan hal-hal lain."

“Saya tahu soda tidak baik untuk saya dan seharusnya tidak meminumnya," cerita Glaude.

Kegigihan menjalani pola makan sehat membuat dietnya perlahan menunjukkan hasil.

"Berat saya hampir 200 Kg sebelumnya. Tidak memakan makanan seperti junk food dan sejenisnya, membuat penurunan bobot saya pun menjadi cukup cepat," kata Glaude.

Dalam waktu satu setengah tahun, ia berhasil memangkas sebagian besar berat badannya dan mampu mempertahankan berat badannya saat itu selama enam tahun terakhir.

Semuanya berkat konsisten menjalani pola hidup sehat.

Glaude mengakui dirinya tidak mengikuti diet tertentu. Sebaliknya, dia hanya mencoba membuat pilihan cerdas dalam hal apa yang ia makan.

Selain itu, ia juga berlatih untuk triathlon dan berolahraga 10-14 jam seminggu.

Glaude menekankan, dirinya berhasil mengurangi sebagian besar bobotnya karena mengubah kebiasaan makan.

Namun, rutin berolahraga menurutnya juga sangat penting untuk menjaga kebugaran tubuh.

"Saya kehilangan sebagian besar berat badan saya tanpa pergi ke gym. Tetapi olahraga yang konsisten juga perlu untuk program diet," cetusnya.

Baca juga: Hati-hati Bahaya Menurunkan Berat Badan dengan Diet Ketat

Untuk itu, Glaude memberikan 3 tips khusus untuk siapa pun yang ingin menurunkan berat badan berdasarkan dengan pengalaman yang ia alami:

1. Menerima Kesalahan atau Kegagalan

Penting untuk mengetahui cara diet mana yang pas untuk tubuh dan diri kita. Untuk mencapainya, kita harus rela melalui trial and error.

Glaude bercerita, di awal diet dirinya pernah kebingungan memilih apa yang harus dilakukan dan dimakannya.

Hingga pada akhirnya, Glaude memutuskan untuk memangkas asupan kalori berlebih dan juga makan berlebihan pada satu waktu yang sama.

“Kiat dari saya adalah memahami kegagalan Anda yang mungkin."

"Anda tidak akan menjadi sempurna, jadi belajarlah untuk memaafkan diri sendiri," tambah Glaude.

Baca juga: Simak 6 Kesalahan Besar yang Bikin Diet Terasa Sulit

2. Konsisten

Konsisten memang sangat diperlukan dalam segala hal, terutama dalam menjalankan rencana menurunkan berat badan. 

Tak masalah menjalankannya dengan langkah-langkah "kecil", asalkan konsisten.

Ini lebih baik, dibandingkan melakukan langkah besar namun setelahnya mengabaikan konsistensi.

“Buatlah perubahan kecil dari waktu ke waktu."

"Hal itu akan membuahkan hasil besar jika kita konsisten," pesan Glaude.

Baca juga: Benarkah Olahraga Tidak Efektif bagi Pria untuk Turunkan Berat Badan?

3. Anggaplah Makanan sebagai Bahan Bakar

Terkadang makanan seperti gula atau karbohidrat, menjadi "setan" yang selalu menggoda agar kita terus memakannya.

Namun, Glaude memutuskan untuk tidak melabeli makanan mana yang "baik" dan "buruk". Sebab, semua tergantung keinginan dan perspektif masing-masing orang.

“Kebanyakan orang seakan menganggap makanan itu bermoral. Contohnya, ayam dan brokoli dianggap sebagai makanan yang baik untuk kesehatan, sementara kue chocolate chip dianggap sebagai makanan yang buruk,” ujar Glaude.

"Namun, semua makanan tersebut mememiliki kalori dan semuanya memiliki (kandungan gizi) makro. Semua tergantung kebutuhan masing-masing."

Baca juga: Untuk Pria, 10 Macam Diet yang Efektif Turunkan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber today.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com