Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teh Melati Membantu Menurunkan Berat Badan, Benarkah?

Kompas.com - 12/03/2021, 14:38 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Rendah kalori

Teh hijau, sebagai bahan dasar paling umum dari teh melati, secara alami rendah kalori dan dibuat dari daun tanaman Camellia sinensis, tanaman yang sama yang menghasilkan teh oolong dan teh hitam.

Satu cangkir teh hijau hanya mengandung 2 kalori per porsi, menjadikannya minuman alternatif yang baik untuk menggantikan soda atau minuman tinggi gula lainnya.

Baca juga: 8 Manfaat Teh Melati yang Sayang untuk Dilewatkan

Mengandung kafein

Sama seperti teh hijau, teh melati secara alami juga mengandung kafein yang bermanfaat untuk menurunkan berat badan.

Jumlah kafein dalam teh hijau bervariasi antara 9 hingga 50 miligram per cangkir (230 ml).

Sebuah studi yang diterbitkan tahun 2005 dalam "Obesity Research" menemukan bahwa asupan teh hijau dan campuran kafein (150 miligram kafein) rutin selama tiga bulan yang dipadukan dengan diet rendah kalori selama empat minggu, memberikan hasil yang signifikan terhadap penurunan berat badan dan oksidasi lemak pada perempuan obesitas.

Bahkan, dalam kasus di mana terdapat lebih sedikit kafein dalam suplemen teh hijau, masih terdapat penurunan yang cukup signifikan terhadap berat badan, massa lemak dan lingkar pinggang.

Baca juga: Cara Minum Teh Hijau agar Lebih Efektif Bikin Langsing

Saran jumlah penyajian

Teh hijau dan teh melati cenderung aman dikonsumsi, meskipun minum terlalu banyak juga bisa memicu konsumsi kafein berlebih.

Perempuan hamil juga disarankan untuk membatasi asupan kafein untuk menghindari kecemasan, kegelusahan dan masalah perut.

Batasi asupan kafein sekitar 200 hingga 300 miligram per hari.

University of Maryland Medical Center merekomendasikan dua hingga tiga cangkir teh hijau per harinya untuk mendapatkan cukup polifenol demi mendapatkan manfaat kesehatan.

Adapun dalam secangkir teh hijau terkandung sekitar 50 hingga 150 miligram polifenol. Variasi jumlah polifenol bergantung merek teh dan berapa lama kita menyeduhnya.

Selain itu, teh melati juga mengandung katekin, yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan.

Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, katekin dapat meningkatkan risiko anemia defisiensi besi.

Namun, peringatan ini sebagian besar berlaku untuk orang yang berisiko kekurangan zat besi, termasuk perempuan hamil, anak kecil, serta orang dengan pantangan makanan.

Oleh karena itu, jika Anda berisiko mengalami kekurangan zat besi, pertimbangkan minum teh melati di antara waktu makan alih-alih sebagai pendamping makan, atau tunggu setidaknya satu jam setelah makan sebelum minum teh melati.

Baca juga: Pahami, 12 Efek dari Kebiasaan Minum Teh

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com