Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2021, 19:28 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengonsumsi makanan tertentu secara berlebihan terkadang bukan berarti kita orang yang rakus. Hal itu disebabkan karena tubuh sedang mengidam makanan cepat saji.

Makanan olahan yang sangat adiktif dapat meningkatkan gula darah, membajak kimiawi otak, dan mendorong kita untuk mencarinya lebih banyak lagi.

Ketika makanan ini tersedia di sekitar kita, memakannya secara kompulsif dapat berubah menjadi kebiasaan yang otomatis meningkatkan berat badan.

Nah, bagaimana kita bisa mengenali dan memutus siklus mengonsumsi makanan yang membuat ketagihan secara berlebihan? Psikolog Susan Albers, PsyD memberikan penjelasannya.

Baca juga: Beragam Cara Atasi Kecanduan Gula demi Tubuh yang Sehat

Kecanduan makanan

Apakah kita benar-benar bisa kecanduan makanan? Sayangnya, pertanyaan itu tidak memiliki jawaban yang sederhana.

Kecanduan makanan bukanlah diagnosis medis resmi, meskipun perilaku mengonsumsi makanan yang membuat ketagihan telah dikaitkan dengan kondisi medis seperti obesitas dan gangguan makan berlebihan.

"Beberapa orang percaya bahwa kita tidak bisa kecanduan zat yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan makanan itu sendiri sebenarnya tidak membuat ketagihan," kata Albers.

Lagipula, dia melanjutkan, makanan tidak membuat kita berubah pikiran seperti halnya narkoba. Juga tidak ada satu bahan yang dapat dianggap membuat ketagihan.

Baca juga: Makanan Olahan Membuat Tubuh Lebih Rentan pada Virus Corona, Kok Bisa?

Ada sebagian orang yang sangat menyukai makanan cepat saji berminyak atau bagi yang lain adalah makanan yang manis. Namun kita tidak akan makan semangkuk gula pasir.

Sementara peneliti lain berpendapat bahwa makanan memang bisa membuat ketagihan.

Makanan tertentu menerangi pusat kesenangan di otak dan memicu pelepasan bahan kimia yang membuat kita merasa nyaman seperti dopamin, sama halnya dengan zat adiktif lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com