Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jack Wolfskin, Merek Outdoor yang Konsisten Peduli Lingkungan

Kompas.com - 13/03/2021, 17:06 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2020, merek perlengkapan luar ruangan (outdoor) kembali digemari dan banyak dilirik.

Memang, belakangan banyak rumah mode mewah berhasil "menggiring" orang untuk membeli produk dengan tampilan yang elegan dan mahal karena mereknya.

Namun, jika membicarakan fungsi, merek outdoor dianggap lebih unggul dalam menyediakan item yang sesuai kebutuhan konsumen. Dan Jack Wolfskin adalah salah satu dari sekian banyak merek tersebut.

Jack Wolfskin bukan merupakan merek outdoor mewah, karena produk yang dirancang perusahaan asal Jerman itu tidak berfokus pada kemewahan, tentunya.

Menciptakan jaket bulu seharga ribuan dollar AS yang dipamerkan di peragaan busana bukan "gaya" Jack Wolfskin.

Sebaliknya, merek ini kerap membuat pakaian yang mengutamakan performa, fungsi, dan bisa dijangkau oleh setiap kalangan. Hal itu sudah dilakukan JW selama 40 tahun.

Terlepas dari kepopulerannya di Eropa, hanya sedikit orang yang memahami seperti apa kisah Jack Wolfskin dan seberapa besar kontribusi perusahaan itu di industri outdoor.

1. Diawali dari usaha anak muda yang tak kenal lelah

Sejak di bangku kuliah, pendiri Jack Wolfskin, Ulrich Dausien sudah menunjukkan gelagat bahwa dia tidak akan mengambil jalur karier yang biasa-biasa saja.

Anak muda ini memiliki kecanduan pada petualangan, pola pikir wirausaha, dan cenderung tidak senang mengikuti arus.

Di samping kegiatannya sebagai mahasiswa yang mempelajari ilmu bisnis di universitas di Frankfurt, Jerman, Dausien berjualan syal keffiyeh Palestina di jembatan Eisernen Steg Frankfurt pada sore hari.

Begitu tabungannya terkumpul sekitar 6.000 dollar AS, dia mulai menjual tenda, jaket, dan sleeping bag di rumah susun bersama yang disulapnya menjadi toko.

Dausien lantas mengiklankan barang dagangan yang dijual ke pihak kampus lewat selebaran tulisan tangan.

Dari situ, Dausien membuka SINE, salah satu toko outdoor pertama di Jerman Barat.

Ia menawarkan pakaian outdoor dan peralatan yang diimpor dari Amerika dan Taiwan, yang saat itu tidak mudah didapat.

Di akhir tahun 70-an, aktivitas outdoor masih merupakan kebutuhan khusus, dan tidak ada industri outdoor yang besar seperti sekarang ini.

Artinya, orang-orang di masa itu yang ingin melakukan aktivitas outdoor seperti mendaki gunung harus puas dengan peralatan yang seadanya.

Nah, tujuan Dausien saat itu adalah memenuhi kebutuhan orang-orang penyuka aktivitas outdoor.

"Kami menawarkan peralatan murah untuk para backpacker serta peralatan ekspedisi untuk pendaki Himalaya," tulisnya dalam sebuah advertorial di tahun 1979.

Baca juga: Tak Cuma Eiger, Masih Ada 6 Merek Outdoor Lokal yang Terkenal

2. Lahirnya nama "Jack Wolfskin"

Jack Wolfskin Jack Wolfskin
Pada tahun 1980, Dausien rehat dari bisnis dan memulai perjalanan ke wilayah Yukon, Kanada.

Di suatu malam, ketika sedang duduk di sekitar api unggun bersama teman-temannya di kawasan antara Sungai Klondike dan Chilkoot Trail, Dausien mendengar sekelompok serigala melolong di kejauhan.

Dia mulai membayangkan seekor serigala yang menerjang badai salju hanya dengan bulu untuk menjaga tubuh hewan tersebut tetap hangat.

Bulu adalah perlindungan sempurna dari berbagai unsur, begitu pikir Dausien saat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com