Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepuasan Pernikahan Bisa Terungkap Lewat DNA Seseorang, Benarkah?

Kompas.com - 14/03/2021, 15:55 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Pernikahan yang harmonis memang tidak diciptakan sendiri, melainkan berdua bersama pasangan.

Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa variasi DNA seseorang bisa berdampak pada kemampuan seseorang memiliki rasa syukur dan kepuasaan dalam kehidupan pernikahan.

Menurut profesor psikologi dari University of Arkansas sekaligus penulis utama studi, Anastasia Makhanova, setelah menikah, kebanyakan orang berharap tetap merasakan kepuasan dalam pernikahan mereka selamanya.

Namun, hal itu tak mudah untuk direalisasikan.

"Mempertahankan tingkat kepuasan yang tinggi dalam suatu hubungan untuk waktu yang lama itu sulit," katanya, seperti dilansir New York Post.

Baca juga: 10 Fakta Kehidupan Pernikahan, Pasangan Kekasih Wajib Tahu

Penurunan kepuasan dalam hubungan pernikahan seiring berjalannya waktu adalah hal yang biasa dalam kebanyakan hubungan.

Menurut terapis hubungan senior, Rachel Sussman, beberapa masalah umumnya antara lain terkait dengan keuangan, perubahan dinamika dalam keluarga dan bahkan stres yang mengakar pada situasi pandemi.

Namun, studi yang dilakukan Makhanova mengungkapkan, beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk secara intuitif merasa lebih bersyukur dengan pasangan mereka, lebih mempercayai pasangan mereka dan menikmati kepuasan jangka panjang dalam pernikahan mereka daripada pasangan lain.

Mengapa demikian?

Baca juga: 7 Cara Berkompromi demi Pernikahan yang Langgeng

Studi tersebut menganalisa 142 orang yang baru menikah atau sebanyak 71 pasangan. Orang-orang yang dilibatkan menjalani tidak lebih dari tiga tahun pernikahan.

Peneliti menemukan, individu dengan "variasi CC" terhadap gen CD38, yang berkaitan dengan perilaku dan persepsi positif dalam hubungan asmara, menikmati tingkat kepuasan pernikahan yang lebih tinggi daripada pria dan wanita dengan variasi "AC" atau "AA" dari gen CD38.

Pada awal penelitian, para peneliti mengumpulkan sampel DNA dari setiap pengantin baru dalam waktu tiga bulan sejak hari pernikahan mereka.

Pasangan tersebut juga menyelesaikan kuesioner mendalam yang mengungkapkan pemikiran mereka tentang kepuasan hubungan dengan suami atau istri barunya.

Peserta kemudian setuju untuk menyelesaikan serangkaian survei ekstensif setiap empat bulan, selama tiga tahun ke depan.

"Setelah tiga tahun, semua melaporkan kebahagiaan dalam pernikahan mereka menurun dibandingkan sesaat setelah menikah," kata Makhanova.

Baca juga: 5 Cara Mudah Buat Hubungan Pernikahan Jadi Lebih Baik

Halaman:
Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com