Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr.Retha Arjadi, M.Psi
Psikolog

Retha Arjadi adalah psikolog klinis yang aktif berpraktik di Kalea dan International Wellbeing Center. Dalam praktiknya, ia berfokus pada penanganan berbagai masalah psikologis yang dialami oleh klien berusia dewasa. Selain berpraktik, ia juga mengajar sebagai dosen honorer di Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Mengapa Sulit Dapat Pasangan Serius Lewat Kencan Online?

Kompas.com - 15/03/2021, 10:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


Oleh: Dr. Retha Arjadi M.Psi

KEBERADAAN berbagai platform kencan daring (online dating) dapat memudahkan upaya mencari pasangan di era modern saat ini.

Kisah-kisah pertemuan pasangan lewat berbagai platform kencan daring yang berujung pada pernikahan, sedikit banyak dijadikan standar harapan terkait penggunaan platform-platform tersebut.

Namun, sepertinya kisah-kisah indah bertemu pasangan lewat platfrom kencan daring tidak berlaku untuk semua orang.

Tidak sedikit juga cerita mengenai pengalaman menggunakan platform kencan daring yang tidak memuaskan dan bahkan sampai membuat frustrasi karena tidak kunjung berhasil mempertemukan dengan pasangan yang diharapkan.

Baca juga: Sejarah YouTube, Berawal dari Situs Kencan Online hingga Dibeli Google

Platform kencan daring mungkin secara nyata membantu membukakan peluang untuk bertemu dan berkenalan dengan banyak orang yang sebelumnya tidak terjangkau, namun pertanyaannya, apakah ini serta-merta berarti membukakan peluang untuk mendapatkan pasangan?

Sebuah artikel penelitian tahun 2020 berjudul “A Rejection Mind-Set: Choice Overload in Online Dating” yang ditulis oleh Tila Pronk bersama Jaap Denissen dari Tilburg University, Belanda, menjelaskan bahwa banyaknya pilihan yang ditemui pada platform kencan online justru dapat membuat individu lebih mungkin menolak orang-orang yang sebetulnya dapat menjadi calon pasangan yang potensial baginya.

Ini disebut sebagai pola pikir menolak (rejection mind-set), yang muncul dari adanya kesempatan tak terbatas untuk mengakses banyak orang sebagai calon potensial yang dapat dijadikan pasangan, hingga malah memunculkan pesimisme dan penolakan.

Penolakan ini bahkan bisa sampai berupa menolak pemikiran tentang adanya jodoh atau menolak untuk membuka diri terhadap pernikahan.

Penelitian yang diterbitkan pada Jurnal Social Psychological and Personality Science ini dilakukan dalam konteks di luar Indonesia, sehingga mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan situasi di Indonesia.

Baca juga: 10 Fakta Kehidupan Pernikahan, Pasangan Kekasih Wajib Tahu

Ilustrasi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi.

Namun demikian, prinsip-prinsip temuan penelitian tersebut sangat menarik dan penting untuk dicermati karena penggunaan platform kencan daring juga telah menjadi hal yang populer di Indonesia.

Jika dilihat lebih dalam, keberadaan platform kencan daring tidak hanya memberi peluang, tetapi juga tantangan. Keterbukaan akses yang tidak terbatas untuk berkenalan dengan siapa saja sebagai langkah untuk mencari pasangan, datang dengan efek samping yang mungkin tidak terbayang sebelumnya.

Jika umumnya kita berpikir bahwa kesulitan mendapat pasangan disebabkan oleh minimnya peluang berkenalan dengan orang-orang baru, ternyata peluang berkenalan yang tidak terbatas pun dapat berpotensi memunculkan kesulitan yang serupa.

Baca juga: Usia 30 Tahun Belum Menikah? Bukan Masalah

Dalam menggunakan platform kencan daring, kita bisa berkenalan dengan lebih dari satu orang yang match sebagai calon pasangan potensial kita dalam waktu bersamaan.

Dalam proses tersebut, kita melakukan penjajakan, sembari kita juga tahu bahwa peluang berkenalan dengan orang yang lain lagi selalu terbuka lewat platform kencan daring yang kita gunakan.

Pemikiran ini dapat mendorong kita untuk terus berkenalan dengan lebih banyak orang. Ini bukan sekadar didasari kecenderungan untuk menemukan pasangan terbaik, tetapi juga karena merasa ada peluang dari platform kencan daring yang perlu dimanfaatkan sebaik baiknya.

Dengan melakukan ini terus-menerus, tanpa terasa, perlahan-lahan kita dapat kehilangan arah mengenai tujuan awal menggunakan platform kencan daring, yaitu untuk mencari pasangan.

Baca juga: Cari Pasangan di Aplikasi Kencan Online? Perhatikan 6 Tips Ini

Paparan di atas memperlihatkan bahwa penting untuk mengevaluasi cara memanfaatkan platfrom kencan daring yang populer saat ini.

Kita perlu berpegang pada tujuan mencari pasangan yang serius sejak awal, agar lebih fokus melakukan penjajakan saat berkenalan dengan seseorang, bukan terjebak untuk terus-menerus berkenalan dengan semakin banyak orang.

Selain itu, penting pula untuk mempertimbangkan melakukan penjajakan tidak secara bersamaan terhadap lebih dari satu orang, tetapi satu per satu. Cara ini juga dapat membantu kita fokus mengenal serta mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan calon pasangan potensial kita tersebut.

Jika penjajakan dilakukan bersamaan terhadap lebih dari satu orang, tanpa sadar, kita dapat cenderung membanding-bandingkan, hingga lebih mudah merasa tidak puas.

Paradoks peluang dan tantangan dalam mencari pasangan melalui platform kencan daring ini penting untuk dipahami, untuk dijadikan dasar merumuskan cara yang paling bijak untuk menggunakannya, sesuai kebutuhan kita.

Baca juga: 5 Cara Mengenali Pacarmu adalah Jodoh yang Tepat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com