Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Manfaat dan Pandangan yang Keliru tentang Cuka Sari Apel

Kompas.com - 16/03/2021, 08:22 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Cuka sari apel adalah salah satu produk kesehatan alami yang populer, dengan klaim memiliki banyak manfaat, termasuk menyembuhkan diabetes dan mengecilkan lingkar pinggang.

Meskipun cuka apel memiliki reputasi yang baik dalam membantu kesehatan, tetapi ada juga persepsi yang menyesatkan dari kegunaan cuka sari apel dan perlu diperjelas kembali.

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah penjabaran manfaat kesehatan sekaligus pandangan keliru tentang cuka sari apel:

1. Menurunkan gula darah

Kegunaan cuka sari apel yang paling populer dan sering dicari oleh orang-orang salah satunya berkaitan dengan pengobatan diabetes.

Ahli diet terdaftar, Carol Johnston telah mempelajari efek asam asetat, komponen utama cuka pada kadar glukosa darah penderita diabetes sejak tahun 2004.

Hasilnya, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa cuka, termasuk cuka sari apel, dapat mengubah atau mencegah diabetes secara signifikan.

Meski begitu, penelitian memang memperlihatkan asam asetat dapat digunakan sebagai salah satu alat dalam membantu orang untuk menurunkan gula darah.

Pada sebuah uji klinis acak tahun 2019 ditemukan penurunan 10 poin dalam konsentrasi glukosa puasa pada orang-orang yang mengonsumsi dua sendok teh cuka apel dua kali sehari.

Dalam penelitian Johnston, orang-orang yang paling diuntungkan dari penggunaan cuka  ternyata resisten terhadap insulin atau suatu kondisi yang disebut pradiabetes.

Tetapi, ternyata respons antiglikemik bukan hanya dapat dipicu oleh cuka apel saja melainkan segala jenis cuka seperti cuka anggur merah dan putih, cuka delima, atau bahkan cuka suling putih.

"Pada dasarnya yang dilakukan asam asetat adalah menghalangi penyerapan pati. Jika subjek studi makan pati dan menambahkan cuka, glukosa darah akan turun," katanya.

"Tapi jika mereka minum air gula dan menambahkan cuka, tidak ada yang terjadi. Jadi, apabila kita makan daging dan telur, jangan repot-repot karena cuka hanya dapat membantu jika kita sedang mengonsumsi pati," sambung dia.

Perlu juga diketahui, jika kita memilih menggunakan cuka apel sebagai langkah kesehatan untuk mengendalikan diabetes, pastikan berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu.

Sebab, ketika kita mengonsumsi obat diabetes, cuka dapat memperkuat efek obatnya. Sehingga dokter mungkin dapat menyesuaikan dosis obat.

Baca juga: Membantu Diet hingga Obat Penyakit Kulit, Ini 5 Manfaat Sari Cuka Apel

2. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan juga menjadi alasan populer lainnya bagi orang-orang mengonsumsi cuka sari apel, dan memang ada beberapa bukti bahwa cuka itu dapat membantu.

Sebuah studi yang dilakukan pada 175 subjek orang Jepang yang gemuk dan sehat, menunjukkan adanya penurunan berat badan setelah mereka mengonsumsi cuka sari apel selama 12 minggu.

Kendati demikian, ahli diet Lisa Drayer mengatakan bahwa efek penurunan berat badan setelah mengonsumsi cuka sari apel tidak begitu efektif.

Sependapat dengan Drayer, Johnston mengatakan bahwa penelitian tersebut menunjukkan penurunan berat badan yang sangat sederhana.

"Faktanya, orang-orang yang mengonsumsi cuka sari apel selama 12 minggu hanya kehilangan beberapa kilogram dan itu tidak cukup membahagiakan," ujarnya.

Penurunan berat badan kemungkinan besar akan lebih efektif apabila kita menggabungkan penggunaan cuka sari apel dengan diet sehat dan olahraga.

Meski demikian, konsumsi cuka apel harus dilakukan sesuai aturan dan takaran karena dapat mengikis enamel gigi.

Jadi, sebaiknya mengonsumsi cuka sari apel dalam bentuk encer yang dimasukkan ke dalam makanan seperti salad guna meminimalkan efek terhadap enamel gigi.

Baca juga: Seberapa Efektif Cuka Apel Turunkan Berat Badan

3. Membersihkan dan memutihkan gigi

Beberapa orang suka menggunakan cuka sari apel untuk menghilangkan noda dan memutihkan gigi mereka.

Tetapi, seorang dokter gigi di Chicago, Dr Alice Boghosian justru merasa ngeri dengan berkembangnya berita bahwa cuka dapat bermanfaat bagi gigi.

Menurut dia, cuka sari apel berada dalam tingkat keasaman atau pH 2 sampai 3. Sementara pH yang dikatakan netral itu adalah 7.

"Apa pun yang bersifat asam yang menyentuh gigi akan merusak enamel, lapisan pelindung, dan itu akan menyebabkan gigi kita berlubang," tuturnya.

American Dental Association menyarankan kita agar tetap menyikat gigi dua kali sehari selama dua menit dengan pasta gigi sebagai pilihan yang sehat.

Di samping itu, Boghosian menambahkan bahwa membersihkan gigi palsu atau berkumur dengan cuka bukanlah ide yang baik.

"Itu juga bisa membahayakan gigi dan coba pikirkan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi logam pada gigi palsu," terangnya.

Baca juga: 6 Cara Konsumsi Cuka Apel yang Malah Bahaya bagi Kesehatan

4. Gigitan nyamuk

Ada banyak artikel di internet yang mengklaim cuka sari apel sebagai pengobatan untuk infeksi kulit dan jerawat, melawan kutu, menghilangankan ketombe, serta anti penuaan.

Juru bicara American Academy of Dermatology, Dr Marie Jhin mengatakan bahwa cuka sari apel memang dapat mengeringkan jerawat, tetapi bukan metode anti penuaan.

"Saya tidak akan merekomendasikannya. Saat ini kami memiliki metode yang jauh lebih efektif dan aman daripada ini," ujarnya.

Meskipun cuka sari apel juga dapat membantu mengatasi sengatan matahari pada kulit, Jhin biasanya tidak menyarankan hal itu kepada pasien.

Namun, ada satu kegunaan yang dia setujui terkait penggunaan cuka sari apel pada kulit yakni untuk mengatasi gigitan nyamuk.

"Ini adalah obat rumahan yang sangat berguna untuk gigitan nyamuk. Jika kita memiliki banyak gigitan, masukkan dua cangkir cuka sari apel ke dalam bak berisi air dan rendam bagian yang digigit nyamuk," katanya.

"Maka cuka sari apel akan segera membantu mengatasi gatal pada kulit," lanjut dia.

Tapi jangan gunakan cuka sari apel untuk menghilangkan kutu rambut atau kutil.

Satu studi menemukan cuka sebagai metode alami yang tidak efektif untuk membasmi kutu dan mengobati kutil, apalagi yang disebabkan oleh virus.

Direktur dari Advanced Dermatology and Skin Cancer Institute di Beverly Hills, Dr Michael Lin memiliki perspektif yang lebih negatif tentang penggunaan cuka sari apel pada kutil.

"Salah satu contoh buruk adalah seorang pria mencoba mengobati kutil kelamin dengan cuka sari apel, lalu dia datang ke kantor dengan kondisi seluruh area itu terbakar cuka," terangnya.

Lin mengatakan, dia merasa lebih nyaman merekomendasikan cuka putih suling, yang dibuat dengan formulasi standar keasaman 5 persen.

Tetapi, jika kita memang memilih untuk menggunakan cuka sari apel, cobalah untuk membeli merek dagang yang jelas dan memberikan label pada tingkat keasaman.

"Apa pun cuka yang kita pilih, jangan gunakan dengan kekuatan penuh. Pastikan perbandingan rasionya adalah 1:10," kata dia lagi.

Baca juga: 9 Manfaat Cuka Apel untuk Kulit dan Rambut, Kamu Sudah Tahu?

5. Pembersih serbaguna

Karena sifat antimikrobanya, cuka sari apel sering disarankan sebagai pembersih alami untuk rumah. Kandungan asam dari cuka sari apel ini efektif melawan jamur.

Tetapi, menurut Institut Riset Pestisida, ada banyak pembersih alami yang memiliki bau yang lebih enak seperti garam, jus lemon, hidrogen peroksida, minyak tea tree, dan baking soda.

Namun, cuka sari apel memiliki keunggulan dapat terurai secara hayati. pH-nya yang rendah membuat cairan ini sangat bagus untuk melawan kotoran alkali seperti air sadah dan endapan mineral, serta buih sabun.

Kendati demikian, cuka sari apel mungkin tidak cukup untuk membuat rumah kita merasa bebas dari kuman.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 tidak menunjukkan dampak nyata cuka apel terhadap bakteri E. coli atau S. aureus dan bakteri staphylococcus, yang bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi kulit maupun jaringan lunak.

Tapi, studi itu memperlihatkan cuka sari apel cukup efektif melawan bakteri yang ditularkan melalui air yakni Pseudomonas aeruginosa, yang kebanyakan ditemukan di rumah sakit dan bak air panas yang tidak dirawat.

Cuka sari apel juga efektif melawan Salmonella enterica, versi salmonella yang langka, bawaan dari hewan babi.

Jika kita memilih menggunakan cuka untuk membersihkan rumah, jangan pernah mencampurnya dengan pemutih atau amonia, karena akan menciptakan gas klorin atau kloramin yang beracun.

Baca juga: 9 Manfaat Cuka Apel untuk Kulit dan Rambut, Kamu Sudah Tahu?

6. Pengawet makanan

Digunakan selama berabad-abad untuk mengawetkan bahan makanan seperti acar, cuka kini menjadi populer sebagai pengawet alami pada daging olahan dan unggas.

Sebagian besar pengawetan rumahan menggunakan cuka putih suling 5 persen karena tidak memengaruhi warna sayuran atau buah-buahan. Namun cuka sari apel adalah pilihan yang populer karena rasanya yang lembut.

Tetapi, ketahuilah, cuka sari apel dapat mengubah sebagian besar warna buah dan sayuran menjadi lebih gelap.

Penggunaan populer lainnya untuk cuka sari apel dan cuka lainnya adalah sebagai pencuci makanan guna mengurangi bakteri atau virus pada permukaan buah maupun sayuran.

Meski begitu, penelitian memberikan hasil yang berbeda-beda dan seringkali bergantung pada jenis buah atau sayuran dan lamanya waktu yang dihabiskan dalam larutan cuka.

Canada's National Collaborating Centre for Environmental Health mengatakan, cuka dapat merusak sifat organoleptik produk atau rasa dan bau karena khasiat antimikroba yang terbatas.

Baca juga: Benarkah Sari Cuka Apel Bisa Bantu Atasi Jerawat?

7. Batuk dan sakit tenggorokan

Penggunaan cuka secara medis awalnya dimulai oleh bapak kedokteran, Hippokrates. Dia mencampur cuka dengan madu dan menggunakannya untuk batuk kronis, serta sakit tenggorokan.

Kemudian banyak orangtua mungkin berpikir ini adalah pilihan yang alami dan aman untuk anak-anak mereka.

Namun, American Academy of Pediatrics tidak memiliki pernyataan resmi tentang penggunaan cuka sari apel atau cuka lainnya sebagai bantuan kesehatan.

"Kita perlu berhati-hati. Saya hanya berpikir bahwa cuka akan semakin mengiritasi tenggorokan," kata juru bicara American Academy of Pediatrics sekaligus dokter anak di Atlanta, Dr Jennifer Shu.

Tetapi, menurut dia, mengencerkan cuka dan mencampurnya dengan bahan lain seperti garam atau madu bisa mengurangi rasa sakit yang mungkin ditimbulkan oleh cuka.

Di sisi lain, Johnston memperingatkan agar kita tidak mencoba cuka apa pun secara langsung dengan menghirup cairan karena berisiko merusak paru-paru.

"Cuka memiliki bau dan rasa yang kuat. Jadi, jika kita menarik napas, kita bisa menghirupnya ke paru-paru," direktur pencegahan kardiovaskular di National Jewish Health di Denver, Dr Andrew Freeman.

"Hal itu bisa sedikit membakar paru-paru dan kerongkongan karena cuka memiliki kandungan asam. Apabila kita memiliki asam lambung atau masalah pencernaan, cuka bisa memperburuknya," imbuh dia.

Baca juga: Cuka Apel: Manfaat, Efek Samping, dan Cara Pakainya

8. Penyakit jantung dan kanker

Jika kita khawatir dengan penyakit jantung, masukkan cuka sari apel atau cuka lainnya ke dalam daftar belanja.

Studi menunjukkan, cuka dapat mengurangi tekanan darah, trigliserida, dan kolesterol total pada hewan pengerat yang diberi makanan tinggi lemak, serta kaya akan kolesterol.

Tetapi studi besar-besaran belum dilakukan pada manusia.

Freeman mengatakan, mungkin ada beberapa manfaat cuka karena sifat antioksidannya serupa dengan brokoli dan blueberi atau buah, serta sayuran penyehat jantung lainnya.

"Terdapat sejumlah indikator pada cuka yang dapat meningkatkan kesehatan arteri dan kolesterol darah. Bahkan lebih kuat jika dikombinasikan dengan sayuran berdaun hijau," ungkapnya.

Dia menambahkan, meski datanya tidak terlalu kuat, tetapi kesehatan pembuluh darah kemungkinan besar mengalami peningkatan.

Freeman selanjutnya merekomendasikan penggunaan cuka sari apel atau cuka lainnya pada salad, untuk memaksimalkan manfaat dan mengurangi reaksi terhadap keasaman.

Sementara itu, cuka juga diklaim memiliki manfaat terhadap kanker.

Beberapa ilmuwan Jepang telah berhasil menghambat pertumbuhan leukemia manusia dan sel kanker lainnya dalam cawan petri dengan memaparkannya ke cuka tebu dan cuka beras Jepang.

Studi lain membuktikan bahwa cuka bermanfaat dalam pengurangan tumor dan meningkatkan umur panjang pada tikus. Studi ini belum dilakukan lebih lanjut terhadap manusia.

Jadi, sebaiknya kita tidak perlu terlalu mengandalkan cuka sari apel karena ada juga beberapa kerugian serius jika digunakan dengan kekuatan penuh dan tidak tepat.

Seperti yang disarankan para ahli, pastikan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum mencoba cuka sari apel sebagai pengobatan.

Baca juga: Bukan Diminum, Begini Cara Terbaik Konsumsi Cuka Apel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com