Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Manfaat Konsumsi Jus Jeruk bagi Kesehatan

Kompas.com - 16/03/2021, 09:08 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jeruk menjadi salah satu buah yang rendah kalori dan bisa menjadi sumber flavonoid, serta fitokimia yang memiliki sifat antioksidan maupun anti-inflamasi.

Karena kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk juga mampu menurunkan risiko berbagai masalah kesehatan dan bermanfaat untuk kulit.

Buah jeruk bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk, yang paling sering dijadikan sebagai jus jeruk.

Sebagian besar orang sangat gemar minum jus jeruk karena rasanya yang enak dan kaya akan kandungan vitamin, nutrisi, serta mineralnya yang penting.

Bahkan, hanya dengan meminum satu gelas jus jeruk saja sudah bisa langsung membuat kita merasa energik.

Selain itu, dengan menambahkan jus jeruk ke dalam diet dapat menurunkan berat badan lebih cepat, terutama jika kita menggabungkannya dengan diet rendah kalori.

Baca juga: Resep Jus Jeruk Belimbing, Minuman Kaya Vitamin C

Adapun manfaat jus jeruk lainnya yakni meningkatkan kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, mencegah pembentukan batu ginjal, mencegah kanker, dan meningkatkan perkembangan otak.

Tidak hanya itu, menurut penelitian, meminum dua setengah gelas jus jeruk sehari dapat membantu mengurangi risiko obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.

Penelitian jeruk pada obesitas dan gangguan metabolik

Dari studi yang diterbitkan dalam Journal of Lipid Research, para peneliti dari Kanada sedang mempelajari molekul yang ditemukan dalam jeruk manis dan jeruk keprok yang disebut nobiletin.

Molekul tersebut telah terbukti secara drastis mengurangi kegemukan dan membalikkan bahaya kelebihan berat badan pada kesehatan, yaitu penumpukan plak di pembuluh darah (aterosklerosis).

Tim peneliti memperlihatkan bagaimana tikus yang diberi diet tinggi lemak dan tinggi kolesterol, kemudian diberi nobiletin tampak lebih ramping.

Tikus juga memiliki tingkat resistensi insulin dan lemak darah yang lebih rendah dibandingkan dengan tikus yang diberi makan diet tinggi lemak dan tinggi kolesterol saja.

Baca juga: Obesitas Bisa Jadi Pemicu Penyakit, Ketahui Penyebab dan Cara Mengukurnya

Namun, para peneliti masih belum bisa menunjukkan dengan tepat bagaimana cara kerja nobiletin.

Mereka juga berhipotesis bahwa molekul tersebut kemungkinan bekerja pada jalur yang mengatur bagaimana lemak ditangani dalam tubuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com