KOMPAS.com - Membesarkan ukuran payudara dengan suntik filler adalah tindakan yang berbahaya dan ilegal dipraktikkan di Indonesia.
Belakangan media sosial dihebohkan dengan selebgram yang menjadi korbannya dan harus menderita komplikasi akibat tindakan tersebut.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan filler payudara itu?
Tindakan ini adalah upaya untuk memperindah tampilan dan memperbesar ukuran payudara dengan menyuntikkan cairan ke dalamnya.
Tidak ada keterangan jelas soal jenis cairan yang digunakan. Namun, beberapa menyebutkan jika Hyaluronic Acid merupakan cairan yang kerap dipakai untuk membentuk volume tersebut.
Walau secara umum Hyaluronic Acid (HA) memang dipakai oleh dermatologis untuk filler wajah, tetapi pada praktiknya banyak salon yang menggunakan "cairan" yang diklaim sebagai HA. Beberapa juga sebenarnya menggunakan silikon cair.
Faktanya, filler payudara rupanya adalah hal yang ilegal dan berbahaya karena menimbulkan efek samping.
Dokte dermatologis yang berbasis di Yogyakarta mengatakan jika tindakan ini tidak aman dan sangat dilarang.
Baca juga: Tidur Tengkurap dan Kebiasaan Lain yang Bikin Payudara Kendur
Dikatakannya jika metode suntik filler payudara sudah sangat lawas, ketinggalan zaman dan ditinggalkan sejak puluhan tahun lamanya.
"Sudah dilarang, dokter beneran sudah tidak ada lagi yang ngerjain beginian," ujarnya sebagaimana dikutip dari akun Instagramnya pada Rabu (16/03/2021).
Menurutnya, praktik yang viral saat ini dilakukan oleh tenaga salon dan kecantikan abal-abal. Mereka ini jelas bukan tenaga kesehatan terverifikasi yang berpengalaman dan memiliki ilmu yang memadai.
Jika pun ada dokter yang melakukannya, ia menilainya sebagai oknum tidak bertanggungjawab yang miskin ilmu dan mementingkan keuntungan saja.
Baca juga: 6 Cara Mengencangkan Payudara Tanpa Operasi Plastik
Filler di bagian tubuh seperti payudara, bokong maupun penis, sangat diharamkan karena implikasi medisnya sangat besar.
Sayangnya sampai saat ini masyarakat masih kerap tergoda dengan tindakan berbahaya ini. Dokter Mita, demikian ia akrab disapa, menyayangkan masih banyak masyarakat yang tergiur dengan harganya yang murah.
Padahal, jika ditilik lebih lanjut, biasanya lokasi maupun peralatan treatment yang dipakai juga tidak meyakinkan.
Namun demi penampilan yang cantik, cepat dan murah banyak yang tetap nekat melakukannya.
"Jangan mudah tergiur dengan iklan yang bombastis, murah ujung-ujungnya hancur," tandasnya. Ia berharap masyarakat segera meninggalkan praktik ini agar tak ada lagi yang jadi korban berikutnya.
Baca juga: Yuk, Rutin Periksa Payudara Sendiri Sebulan Sekali
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.