Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radang hingga Kematian Jadi Risiko Pengguna Filler Payudara

Kompas.com - 16/03/2021, 21:34 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Filler payudara dilarang karena berbagai implikasi medis yang menyertainya seperti radang, kerusakan jaringan payudara hingga risiko kematian.

Dokter Listya Paramita, Sp.KK, dermatologis yang kerap membagikan ilmunya lewat media sosial menjelasan, jika upaya memperbesar buah dada dengan menyuntikkan cairan ini sudah tidak lagi diterima dalam dunia media.

"Filler payudara, filler pantat tidak aman, menyebabkan infeksi," jelasnya dalam akun Instagramnya yang dikutip pada Selasa (16/03/2021).

Tindakan ini dapat menyebabkan infeksi dan komplikasi yang berbahaya bagi tubuh. Payudara memiliki banyak pembuluh darah sehingga suntik filler dapat menyebabkan penyumbatan.

Baca juga: Dampak pada Payudara Ketika Berolahraga Tanpa Pakai Sport Bra

Cairan asing tersebut dapat merusak jaringan payudara yang berdampak secara permanen. Keluhan yang biasanya muncul adalah radang, pembengkakan, bernanah dan kerusakan jaringan.

Bukan hanya benjolan, infeksi penyumbatan ini juga bisa menyebabkan kematian. Pasalnya, cairan yang disuntikkan bisa masuk ke pembuuh darah besar dan mengakibatkan serangan sesak nafas karena jantung dan paru tersumbat.

Pengobatannya jelas tidak mudah dan cepat. Perlu beberapa kali tindakan untuk menyedot cairan ini dari tubuh.

Bahkan dalam taraf ekstrem, perlu pengangkatan payudara untuk benar-benar menghilangkan filler yang disuntikkan. Hal ini tentu saja berpengaruh pada penampilan dan bisa menyebabkan cacat.

Baca juga: Chrissy Teigen Lepas Implan Payudara, Apa Sebabnya?

Dikutip dari akun @meicha_lee04 yang menjadi salah satu korbannya, ia merasakan berbagai keluhan tersebut 3 minggu setelah suntik filler.

"Ada demam, bengkak, sakit, nyeri, nyut-nyutan sampai berkali-kali minum obat," ujarnya.

Setelah dicek ke rumah sakit akhirnya diputuskan untuk operasi guna membuang cairan berbahaya itu. Namun ternyata itu tidak cukup, diperlukan operasi pengangkatan payudara untuk memastikan cairan tersebut keluar seluruhnya.

Ia mengaku awalnya menyangka tindakan filler ini aman dan bisa bertahan selama setidaknya 2 tahun.

Namun, tak disangka hal yang dilakukannya malah membahayakan nyawanya dan berbuah penyesalan yang mendalam.

Ia menyarankan masyarakat untuk lebih berhati-hati dan tidak tergiur harga murah. Saat ini ia sedang menjalani pengobatan sekaligus melaporkan tindakan yang dialaminya itu ke kepolisian.

Baca juga: Ingin Filler Pipi Biar Tirus? Ketahui Dulu 4 Hal Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com