Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mengubah Paradigma Anak: Tidak Semua Orang Harus Menjadi Pegawai

Kompas.com - 17/03/2021, 11:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Maka itu, kita harus mengubah paradigma, bahwa pendidikan tidak selalu identik dengan pekerjaan yang akan kita tekuni nantinya. Seperti kata pepatah, banyak jalan menuju Roma.

Para remaja, bahkan yang masih anak-anak saat ini, diharapkan mulai menekuni hobi atau hal yang mereka sukai.

Hal ini karena di masa pandemi, semua berubah arah, bahkan banyak profesi baru yang muncul.

Bahkan ada Fakultas yang relatif "baru" di beberapa universitas di Indonesia. Ada fakultas ilmu dan teknologi kebumian, teknik biomedis, rekayasa nanoteknologi, teknologi sains data, teknik robotika dan kecerdasan buatan, dan masih ada yang lainnya.

Hal ini berarti ada profesi baru yang dapat kita tekuni, sesuai dengan minat kita.

Sebaliknya, ada pekerjaan yang bisa kita tekuni dan sesuai dengan minat kita, walau tidak sejalan dengan bidang pendidikan kita.

Sebagai contoh, ada seorang sarjana akuntansi yang justru berhasil menjadi pengusaha perhiasan di Amerika, laris malah. Ada juga penyiar radio yang cukup terkenal, yang sebenarnya adalah seorang dokter.

Kita perlu menekankan pada generasi muda bahwa tidak usah takut tidak mendapatkan pekerjaan, apalagi di masa pandemi. Asalkan kita bisa menekuni hobi kita yang dapat kita jadikan penghasilan kita.

Misalnya anak yang mempunyai hobi fotografi, kita arahkan agar rajin berlatih, bila perlu ikut lomba-lomba fotografi, sehingga hal ini juga dapat menjadi sumber pendapatannya dikemudian hari atau justru mulai dari saat ini.

Anak yang suka sekali memasak, kita arahkan agar ia lebih menyukai hobinya ini misalnya dengan menemaninya berlatih atau memfasilitasinya dengan kursus memasak dan sebagainya.

Paradigma lama bahwa semua orang harus jadi pegawai kantor harus diubah menjadi paradigma baru, bahwa lebih baik menjadikan hobi kita sebagai sumber pendapatan kita.

Tentunya hal ini tidak dapat dilakukan oleh anak seorang diri. Ia masih membutuhkan dukungan dari orangtua dan guru.

Oleh karena itu, orangtua dan guru dapat mengobservasi anak dan mengetahui apa yang menjadi bakat dan minat dari anak.

Memang untuk mengerjakan suatu hal yang anak minati, tapi kurang didukung oleh bakat, tentunya akan lebih sulit daripada bila anak mempunyai bakat.

Namun, suatu hal yang sulit juga apabila anak tidak mempunyai minat tertentu, akan tetapi ia memiliki bakat di bidangnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com