KOMPAS.com - Keluarnya cairan dari puting payudara biasanya terjadi ketika seseorang perempuan sedang hamil atau menyusui.
Kondisi serupa juga dapat terjadi sesaat setelah melahirkan atau keguguran. Dan, hormon-lah memainkan peran kunci dalam produksi pelepasan cairan semacam ini.
Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin mengalami kondisi serupa, namun tak berhubungan dengan kehamilan.
Gejala ini sering kali tidak perlu dikhawatirkan, tetapi terkadang dapat menandakan masalah kesehatan tertentu.
Baca juga: Implan dan Fat Transfer, Lebih Aman untuk Memperbesar Payudara
Alana Biggers, seorang dokter penyakit dalam lulusan University of Illinois di Chicago, Amerika Serikat, meninjau artikel yang dimuat di laman medicalnewstoday.com ini.
Alana adalah asisten profesor di University of Illinois untuk Chicago College of Medicine, di mana dia mengkhususkan diri pada penyakit dalam.
Perempuan ini juga memiliki gelar master kesehatan masyarakat dalam epidemiologi penyakit kronis.
Nah, dalam artikel ini disebutkan, hormon adalah pembawa pesan kimiawi dari tubuh, yang memainkan peran penting dalam memproduksi air susu ibu (ASI).
Di dalamnya, termasuk kolostrum bening, putih, atau kuning yang biasanya keluar dari puting payudara pada hari-hari sebelum produksi ASI pasca persalinan.
Meskipun kolostrum biasanya muncul segera setelah lahir, banyak orang mengalami hal serupa selama kehamilan atau setelah keguguran.
Baca juga: Radang hingga Kematian Jadi Risiko Pengguna Filler Payudara
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.