Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puting Payudara Keluarkan Cairan Berwarna, Haruskah Khawatir?

Kompas.com - 17/03/2021, 11:26 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Keluarnya cairan dari puting payudara biasanya terjadi ketika seseorang perempuan sedang hamil atau menyusui.

Kondisi serupa juga dapat terjadi sesaat setelah melahirkan atau keguguran. Dan, hormon-lah memainkan peran kunci dalam produksi pelepasan cairan semacam ini.

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin mengalami kondisi serupa, namun tak berhubungan dengan kehamilan.

Gejala ini sering kali tidak perlu dikhawatirkan, tetapi terkadang dapat menandakan masalah kesehatan tertentu.

Baca juga: Implan dan Fat Transfer, Lebih Aman untuk Memperbesar Payudara

Alana Biggers, seorang dokter penyakit dalam lulusan University of Illinois di Chicago, Amerika Serikat, meninjau artikel yang dimuat di laman medicalnewstoday.com ini.

Alana adalah asisten profesor di University of Illinois untuk Chicago College of Medicine, di mana dia mengkhususkan diri pada penyakit dalam.

Perempuan ini juga memiliki gelar master kesehatan masyarakat dalam epidemiologi penyakit kronis.

Nah, dalam artikel ini disebutkan, hormon adalah pembawa pesan kimiawi dari tubuh, yang memainkan peran penting dalam memproduksi air susu ibu (ASI).

Di dalamnya, termasuk kolostrum bening, putih, atau kuning yang biasanya keluar dari puting payudara pada hari-hari sebelum produksi ASI pasca persalinan.

Meskipun kolostrum biasanya muncul segera setelah lahir, banyak orang mengalami hal serupa selama kehamilan atau setelah keguguran.

Baca juga: Radang hingga Kematian Jadi Risiko Pengguna Filler Payudara

Nah seperti disebutkan di atas, perubahan hormonal-lah yang bertanggung jawab atas produksi kolostrum tersebut.

Pada bagian itu, perubahan hormonal yang tidak berhubungan dengan kehamilan juga dapat menyebabkan keluarnya cairan dari payudara.

Situasi di mana keluarnya cairan dari puting payudara terhitung normal, antara lain adalah akibat respons terhadap rangsangan pada puting atau payudara, -seperti saat berhubungan seks.

Lalu, ketika mandi air hangat. Kemudian pada orang dengan kondisi tiroid dan penyakit yang memengaruhi hormon, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Keluarnya cairan dari puting juga bisa terjadi pada orang yang minum obat, termasuk pil KB, opiat, antidepresan, obat tekanan darah, atau obat yang mengandung estrogen.

Debit cairan dalam takaran normal biasanya tidak menandakan adanya masalah.

Namun, jika pola pelepasan cairan berubah, atau cairan muncul tanpa rangsangan apa pun, itu bisa mengindikasikan infeksi atau masalah kesehatan lainnya. 

Jika tidak ada gejala yang menyertai, kemungkinan besar kanker payudara menjadi penyebabnya.

Namun serangan semacam ini biasanya menimbulkan gejala tambahan, seperti adanya benjolan atau perubahan tekstur pada puting susu.

Baca juga: Awas Bahaya Membesarkan Payudara dengan Filler, Ilegal dan Mematikan

Mengenali gejala dari warna cairan

Cairan yang keluar dari puting payudara bisa menunjukkan warna yang berbeda-beda, sekaligus mencerminkan gejala apa yang terjadi. 

Cairan bening sangat umum terjadi. Stimulasi payudara dapat menyebabkan keluarnya cairan bening dalam jumlah kecil.

Kondisi ini terutama terjadi jika seseorang meremas payudara, atau sering merangsangnya.

Payudara merespons rangsangan dengan begitu kuat, sehingga menginduksi jaringan laktasi,  bahkan ketika tidak dalam kondisi hamil atau pasca-melahirkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com