Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui 9 Jenis Air yang Dapat Berkontribusi pada Asupan Cairan Harian

Kompas.com - 18/03/2021, 10:20 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini air bukanlah hanya sekadar air karena ada berbagai pilihan yang memusingkan, mulai dari air yang tawar hingga beraroma.

Ada juga air yang mengandung mineral dan vitamin yang penting untuk semua sel, organ, serta jaringan di dalam tubuh.

"Air mengatur suhu tubuh, memecah makanan, serta nutrisi, membantu pencernaan, mengeluarkan racun, dan mengedarkan oksigen ke otak."

Demikian penuturan Ashley Baumohl, RD, asisten manajer nutrisi klinis di Lenox Hill Hospital di New York City.

Meski semakin banyak rekomendasi minuman yang bervariasi, banyak ahli tetap menganjurkan orang-orang untuk minum enam hingga delapan gelas 8 air sehari.

Nah, berikut ini terdapat 9 jenis air yang semuanya dapat berkontribusi pada asupan cairan harian kita, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

1. Air kemasan

Bergantung pada mereknya, air kemasan bisa berasal dari mata air, sumur, maupun air permukaan. Di sinilah kita mendapatkan banyak sekali pilihan.

Selain karena rasanya yang lebih enak jika dibandingkan dengan air keran, air kemasan sangat berguna ketika terjadi keadaan darurat seperti bencana alam.

Namun, salah satu kerugian terbesar dari mengonsumsi air kemasan adalah dampaknya bagi lingkungan.

Menurut The Environmental Protection Agency (EPA), kurang dari sepertiga botol plastik air kemasan didaur ulang. Sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah atau di bahkan di laut.

Botol plastik juga kemungkinan besar mengandung mikroplastik yang mengganggu hormon tubuh, terutama sistem endokrin.

Di samping itu, adapula bahan kimia bisphenol A (BPA) yang paling terkenal dapat menumpuk di organ seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Dari Air Suling hingga Air Keran, Mana Air Minum yang Paling Sehat?

2. Air yang dimurnikan

Baumohl menjelaskan, bahwa air yang dimurnikan (purify water) hanyalah air keran yang telah disaring untuk menghilangkan kotoran seperti logam, polutan kimiawi, dan jamur untuk membuat air menjadi semurni mungkin.

"Di banyak negara, air minum umumnya dimurnikan agar aman dikonsumsi oleh manusia," ungkapnya.

Jika kita mendapatkan air dari keran, kita dapat memurnikannya sendiri dengan sistem penyaringan air.

Air seperti ini sebaiknya disimpan di botol kaca, bukan plastik.

"Saya tidak menyarankan menggunakan botol air plastik sekali pakai yang telah lama berada di dalam mobil atau menggunakannya berulang kali," kata Beaver.

"Gunakan sekali atau pilih botol yang dapat digunakan kembali, yang terbuat dari kaca maupun baja tahan karat dan isi dengan air yang telah disaring," sambung dia.

3. Air suling

Ini adalah air yang telah direbus, uapnya ditangkap, kemudian diembunkan kembali menjadi air.

Proses penyulingan atau distilasi menghilangkan hampir semua kandungan mineral air dan membunuh bakteri, serta virus.

Padahal tubuh kita memerlukan sejumlah kecil mineral seperti magnesium dan kalsium, sehingga air ini tidak tepat untuk minum sehari-hari. 

Air suling ini biasanya dikemas dalam wadah plastik yang dapat mencemari lingkungan dan mengandung mikroplastik yang dapat menimbulkan ancaman kesehatan.

Ilustrasi minum airshark_749 Ilustrasi minum air
4. Air mineral

Air mineral adalah jenis lain dari air kemasan. Beaver mengatakan, botol air yang diberi label seperti ini harus memiliki sejumlah mineral alami dan tidak boleh ditambahkan mineral apa pun.

"Air mineral juga harus berasal dari sumber air bawah tanah yang dilindungi," terangnya.

Meski air mineral baik untuk kesehatan, tetapi kemasannya yang berasal dari plastik menambah potensi pencemaran lingkungan.

Selain itu, air mineral bisa memiliki harga yang mahal dan mungkin mengandung mikroplastik yang dapat membahayakan kesehatan.

Baca juga: Ciri Tubuh Kekurangan Mineral

5. Air alkali

Air alkali merupakan air dengan tingkat keasaman (pH) lebih dari 7, sedangkan air biasa umumnya hanya memiliki pH 7.

Skala pH berkisar dari 0 hingga 14. Air dengan kadar pH 0 adalah yang paling asam dan 14 adalah yang paling basa.

Pendukung air alkali mengatakan, air ini menetralkan asam dalam tubuh yang mungkin menguntungkan kondisi seperti asam lambung, tetapi ini masih belum pasti.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Annals of Otology, Rhinology & Laryngology, para peneliti memeriksa efek air alkali pada enzim perut yang berperan pada asam lambung.

Meskipun air menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan mengurangi asam lambung, hal itu dilakukan di laboratorium dan tidak melibatkan hewan atau manusia.

Studi ini masih sangat awal dan diperlukan banyak penelitian tambahan sebelum peneliti dapat memastikan dengan pasti apakah air alkali bermanfaat.

Kendati demikian, tubuh kita sebenarnya melakukan pekerjaan yang baik dalam menjaga pH yang tepat dengan sendirinya.

Jadi, apabila kita minum air biasa secara teratur, maka kita dapat mengurangi jumlah asam lambung dalam tubuh dan tidak memerlukan alkali.

Baca juga: Kenali Minuman yang Aman untuk Asam Lambung

Ilustrasi minuman bersoda.SHUTTERSTOCK/ASH POLLARD Ilustrasi minuman bersoda.
6. Sparkling water

Air ini termasuk karbonasi tambahan. Ini lebih asam daripada air biasa, tetapi tidak membuat tubuh kita lebih asam.

Minum air ini jelas lebih sehat daripada soft drink, jus, atau minuman penambah energi dan mungkin membantu kita menghentikan soft drink.

Sparkling water juga mengandung kalsium yang baik untuk tulang kita.

Sayangnya, kandungan pH yang lebih asam dapat menyebabkan kerusakan gigi jika dibandingkan dengan air biasa.

Penambahan asam sitrat dan perasa alami dapat semakin menurunkan pH, sehingga berpotensi merusak enamel gigi.

Beberapa varietas seperti air tonik mengandung gula. Jadi, pilihlah dengan hati-hati, pastikan air tidak mengandung gula tambahan dan kandungan natriumnya rendah.

Baca juga: Ketahui Efek Sparkling Water pada Tubuh

7. Flavored water

Ini adalah air dengan tambahan rasa dan terkadang bisa mengandung kafein.

Biasanya minuman ini memiliki kalori lebih sedikit daripada soft drink dan dapat membantu menurunkan atau mempertahankan berat badan.

Karena mirip dengan soft drink, flavored water ini dapat membantu kita beralih dari soda, jus, dan minuman tinggi gula lainnya.

Namun, flavored water mungkin mengandung kafein atau natrium berlebih. Minuman ini juga mengandung mikroplastik yang berpotensi membahayakan kesehatan.

8. Air bervitamin

Ada versi air bervitamin nol kalori yang dimaniskan dengan stevia, sorbitol, dan pemanis buatan lainnya.

Meskipun air vitamin itu baik, akan lebih baik jika vitamin datang langsung dari makanan, khususnya makanan yang menghidrasi.

"Kita bisa mendapatkan vitamin C yang dikemas dengan serat dan antioksidan dari buah-buahan dan sayuran yang menghidrasi seperti stroberi, paprika merah, dan jeruk," ujar Beaver.

9. Air kelapa 

Air kelapa (coconut water) adalah alternatif air biasa yang dilengkapi dengan elektrolit — mineral penting yang digunakan dalam banyak proses tubuh — dan rasa yang khas.

Dengan lebih sedikit kalori dan tambahan gula, air kelapa bisa menjadi lebih sehat daripada soft drink atau jus buah.

Tetapi, air kelapa memiliki lebih sedikit natrium dan karbohidrat daripada minuman olahraga biasa sehingga tidak akan membantu mengisi dan merehidrasi tubuh setelah olahraga berat.

Baca juga: Sederet Manfaat Air Kelapa untuk Ibu Hamil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com