Krokot juga tinggi beberapa mineral penting, salah satunya potasium, mineral yang membantu mengatur tekanan darah.
Asupan kalium yang tinggi berkaitan dengan risiko stroke yang lebih rendah, dan juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Krokot juga merupakan sumber magnesium, nutrisi yang sangat penting yang terlibat dalam lebih dari 300 reaksi enzimatik dalam tubuh.
Magnesium dapat melindungi dari penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Meningkatkan Tekanan Darah?
Menurut PHKT IPB, bagi Anda yang menanam atau membudidayakan krokot, tanaman ini bisa dipanen sekaligus atau pucuknya saja setiap dua hingga tiga minggu.
Untuk mengonsumsinya, pucuk muda krokot dapat dimakan mentah, direbus atau dikeringkan. Krokot dapat ditambahkan ke dalam sup, salad atau direbus.
Sayuran ini dapat ditambahkan ke menu makanan dengan daging untuk menambah rasa atau dicampurkan ke dalam adonan untuk membuat roti yang nikmat.
Sementara untuk penggunaan di luar kuliner, krokot juga digunakan sebagai obat tradisional untuk beberapa penyakit. Ini dilakukan di negara seperti China dan India.
Satu-satunya potensi kekurangan yang ditemukan para peneliti dari krokot adalah kandungan asam oksalat yang relatif tinggi, yang mengarah pada pembentukan batu ginjal.
Jika Anda sudah menderita batu ginjal, konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Perlu juga dicatat bahwa merebus krokot dalam air bisa membuat banyak asam oksalat hilang tanpa menghilangkan nutrisi bermanfaat lainnya.
Baca juga: Buah Naga: Kandungan Nutrisi, Manfaat, dan Cara Pengolahannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.