Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengajarkan Anak Anti-rasialisme Sesuai Usianya

Kompas.com - 18/03/2021, 15:39 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Misalnya saat ada pemberitaan soal kasus insiden kebencian, jelaskan tentang itu dengan sederhana. Sampaikan bahwa tindakan kekerasan bukanlah solusi atas masalah yang ada.

Tanamkan sikap menerima dan perasaan terbuka atas perbedaan yang ada. Kuncinya, dengan menyampaikannya secara sederhana agar dapat dipahami anak untuk mendorong sikap anti-rasial.

Baca juga: Sempat Dapat Perlakuan Rasis di Eropa, Raffi Ahmad: Gue Mah Cuek Saja

  • Usia 6 sampai 8 tahun

Anak dalam usia ini biasanya sangat peka dengan keadilan. Hal ini bisa menjadi landasan yang kuat untuk membicarakan kondisi yang terjadi di dunia.

Allison Briscoe-Smith, Ph.D., psikolog klinik di Berkeley, California mengatakan bahwa pendidikan anti-rasial bisa dilakukan dengan membiarkan anak bercerita soal pengalamannya sehari-hari.

Biarkan anak berpendapatan tentang apa yang dibicarakan atau dilakukan orang di sekitarnya. Biasakan bersikap jujur dan tidak meremehkan pendapat anak.

Kadangkala anak juga akan mencetuskan pertanyaan yang aneh mengenai kejadian yang diketahuinya. Bersikap tenang dan memberikan jawaban yang masuk akal dan realistis adalah hal terbaik yang bisa dilakukan para orangtua.

Baca juga: 5 Dampak Jangka Panjang yang Dirasakan Anak Korban Kekerasan

  • Usia 9 sampai 11 tahun

Anak zaman sekarang sudah terbiasa dengan gadget dan terpapar informasi hingga kadar yang berlebihan. Meski sudah berusaha membatasinya, orangtua kadang masih kecolongan dan anak mendapatkan pengaruh buruk. 

Akan lebih baik untuk mengajak anak memahami kondisinya daripada menutupinya. Tanyakan pula soal pendapat dan apa saja yang sudah mereka ketahui.

Sering kali orang terdekat di sekitar juga bersikap rasial dan sulit bagi anak untuk memahaminya. Seperti paman atau nenek mereka yang memutar video rasialisme atau meme yang mengolok-olok orang lain karena perbedaannya.

Jika seperti ini, Dokter Briscoe-Smith menyarankan untuk terbuka pada anak. Sampaikan bahwa memang ada perbedaan nilai yang dianut namun tidak menghilangkan perasaan sayang terhadap orang tersebut.

Baca juga: Cara Mona Ratuliu Tanamkan Toleransi pada Anak

  • Remaja

Masa remaja jauh lebih menantang baik untuk orang tua maupun anak. Jika melihat anak menjadi pelaku kebencian maka segera hentikan hal itu dan diskusikan.

Biasanya remaja menganggap segala sesuatu remeh dan sederhana. Karena itu beritahu implikasi yang terjadi dan sikap yang sebaiknya diambil.

Ajarkan pula anak untuk berani mengambil tindakan jika melihat adanya sikap rasial atau menjadi korbannya. Keberanian ini akan membuat anak belajar bersikap tegas dan berkontribusi pada kondisi di sekitarnya.

Schonfeld mengatakan bahwa proses mendidik anak agar terbebas dari sikap rasial memang tidak mudah dan butuh proses panjang.

"Kita tidak bisa begitu saja mengajari anak-anak kita apa yang mudah — kita perlu mengajari mereka apa yang penting," ujarnya.

Baca juga: Orangtua Jangan Sering Bohong, Ini Dampak pada Anak Saat Dewasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com