Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ramon Y Tungka Menuju Puncak Kilimanjaro: Ya Allah, Gue Dah Ga Kuat

Kompas.com - 19/03/2021, 12:21 WIB
Reni Susanti,
Wisnubrata

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Selebriti sekaligus traveler Ramon Y Tungka menceritakan pengalamannya saat mendaki gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro, tahun 2018 silam.

“Saya berlatih satu tahun. Dari naik gunung 3 bulan sekali, sebulan sekali, kemudian dua minggu sekali, seminggu sekali,” ujar Ramon kepada Kompas.com di Bandung, belum lama ini.

Hingga waktu yang dinanti tiba. Ambassador Eiger ini pergi mendaki ke Kilimanjaro dengan berbagai persiapan.

Pendakian berlangsung dua minggu. Saat akan menuju puncak, pendakian banyak dilakukan malam hari. Hal itu membuat fisiknya lelah, capek, dan jenuh.

Ditambah dengan suhu udara yang sangat dingin mencapai minus 20 derajat Celsius. Bahkan semakin pagi, udara semakin dingin.

“Saya tinggal 30 menit lagi nyampe puncak (ketinggian 5.895 mdpl). Saya terduduk lemah, saya mau menangis. Ya Allah, gue dah ga kuat. Badan gemetaran, masuk angin, kedinginan, lelah, capek,” tutur dia.

Gunung Kilimanjaro dilihat dari Amboseli National Park, Kenya.Dok. Lonely Planet Gunung Kilimanjaro dilihat dari Amboseli National Park, Kenya.
Mentalnya saat itu jatuh. Ia kemudian teringat sesuatu. Ia ambil handphonenya. Ia buka video anaknya yang direkam sebelum berangkat ke Kilimanjaro.

“Anak saya bilang: papa hati-hati ya. Nanti pulang, kita main lagi. Video itu membuat saya, blarrrr nangis,” ucap pria kelahiran 2 Juni 1984 ini mengatakan.

Video itu rupanya membuat semangat Ramon kembali muncul. Apalagi ia melihat bendera Indonesia yang dibawanya.

Selama satu tahun ia berlatih, tujuannya adalah mengibarkan bendera Indonesia di Kilimanjaro dan pulang dengan selamat membawa cerita untuk anak.

Bila suatu hari ditanya apa pekerjaannya, Ramon akan menjawab ia adalah story teller.

“Karena pada akhirnya, tujuan ekspedisi dan perjalanan cuma satu, pulang ke rumah dengan selamat, sehat,” kata mantan suami Qory Sandioriva ini menjelaskan.

Dengan semangat itu, ia berhasil mengibarkan bendera di Kilimanjaro. Ia berada di puncak gunung tersebut sekitar 10 menit.

Baca juga: Anne Lorimor, Nenek 89 Tahun Pendaki Tertua Puncak Kilimanjaro

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com