Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2021, 06:27 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Mental yang kuat akan membantu anak melalui tantangan-tantangan berat dalam hidup.

Untuk membentuk mental kuat, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni bagaimana anak berpikir, merasa, dan beraksi.

Tapi, tentu saja itu semua membutuhkan praktik, kesabaran dan penguatan yang konstan agar bisa mencapai titik tersebut secara alami.

Psikoterapis sekaligus editor-in-chief Verywell Mind Amy Morin menyebutkan ada tujuh hal yang dimiliki anak-anak dengan mental kuat. Jika anak Anda belum memilikinya, maka berusalah membantu mereka mencapai tujuh hal ini:

1. Mampu memberdayakan diri

Anak sering kali merasa tidak berdaya ketika anak lainnya lebih baik. Misalnya, ketika nilai ulangannya jeblok sementara anak lainnya mendapatkan nilai lebih baik.

Dalam hal ini, anak seolah memberikan orang lain energi melalui emosinya.

Namun, anak yang terberdayakan tidak bergantung pada orang lain untuk merasa dirinya mampu.

Untuk menciptakan mentalitas ini, orangtua bisa mengajarkan anak frasa-frasa yang bisa mereka ulang untuk menyemangati diri.

Gunakan kata-kata yang bertanggung jawab atas bagaimana mereka berpikir, merasa, dan berperilaku, terlepas dari apa yang dilakukan orang-orang di sekitar mereka.

Kata-kata seperti "aku bisa melakukan yang terbaik", "aku cukup hebat" atau "aku memilih untuk bahagia hari ini" bisa membantu anak mengeliminasi suara-suara negatif di kepala mereka yang akan menghalangi mereka dari kesuksesan di masa depan.

Baca juga: Tips Mengajarkan Anak agar Suka Menolong

2. Mampu beradaptasi dengan perubahan

Menjalani hidup di masa pandemi juga tidak mudah bagi anak. Anak tidak bisa pergi ke sekolah atau bermain dengan teman-temannya.

Ini adalah masa perubahan yang berat.

Anak mungkin akan kehilangan kebiasaan lamanya dan khawatir ke depannya akan lebih buruk.

Tapi, anak-anak dengan mental kuat paham bahwa perubahan bisa membuat mereka menjadi lebih kuat, meskipun awalnya akan sangat berat.

Untuk membentuk mentalitas ini, cobalah mengajari anak untuk melabeli emosi negatifnya dengan nama yang tidak terlalu terdengar menyedihkan.

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com