Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2021, 17:28 WIB

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama setahun, sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan secara formal dunia memasuki pandemi, pada 11 Maret 2020.

Pandemi ini bukan sekadar penularan penyakit, tapi juga memaksa manusia mengadopsi gaya hidup baru, mulai dari cara bekerja, bersekolah, hingga bersosialisasi. 

Menurut sosiolog Daisy Indira Yasmine, manusia dibekali kemampuan untuk beradaptasi dalam kondisi apa pun. Namun, berapa lama bisa bertahan dalam situasi yang baru tergantung masing-masing individu.

“Pasti ada batas kemampuan bertahan. Pada satu titik kita akan merasa jenuh dengan perubahan-perubahan yang diminta untuk dilakukan. Itu disebut dengan pandemic fatique atau kejenuhan pandemi,” papar Daisy dalam acara talkshow yang digelar Frisian Flag Indonesia dan Forum Ngobras secara virtual (22/3).

Kejenuhan pandemi ini bisa terlihat dari rasa stres karena tidak jelas kapan situasi ini akan berakhir, atau justru merasa pasrah jika tertular penyakit dari pada tidak bisa melakukan hal yang diinginkannya. Itu sebabnya banyak yang mulai abai dengan protokol kesehatan.

Baca juga: Setahun Pandemi, Epidemiolog Sebut Kasus Covid-19 Masih Terus Bertambah karena Longgarnya Aturan

Sosiolog dari Universitas Indonesia itu menjelaskan, kejenuhan pandemi sebenarnya juga sudah diprediksi oleh WHO. Kejenuhan ini muncul bertahap dari waktu ke waktu, datang dan pergi.

Gelombang kejenuhan pandemi antara lain bisa dilihat dari grafik penularan Covid-19 yang fluktuatif.

“Misalnya pada masa liburan atau hari raya, angkanya naik lagi. Ini memang paling sulit mempertahankan protokol kesehatan. Masyarakat lebih mengutamakan relasi keluarga, kegembiraan, dan kesenangan yang dirasakan, sehingga abai pada protokol kesehatan,” ujarnya.

Kejenuhan pandemi tidak hanya dialami pada saat ada krisis kesehatan publik yang berlarut-larut seperti pandemi Covid-19, tetapi juga saat seseorang menderita penyakit kronis.

“Kita pun kalau terkena penyakit kronis bisa memengaruhi kekuatan mental dalam menghadapi hal tersebut, demikian juga halnya dengan pandemi,” ujar Daisy.

Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19, Ini 6 Hal terkait Virus Corona yang Masih Jadi Misteri

Vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (14/1/20210). Vaksinasi tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan yang dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Februari 2021.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (14/1/20210). Vaksinasi tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan yang dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Februari 2021.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com