Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenali Masalah Emosi Anak di Masa Pandemi, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 26/03/2021, 07:29 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Masa pandemi Covid-19 tentu memicu pergolakan besar dalam kehidupan banyak orangtua, salah satunya -mungkin, karena sikap anak-anak yang menunjukkan perilaku yang tidak bisa diatur.

Tak sedikit anak yang memberikan reaksi berteriak, melempar barang-barang di rumah, atau mengalami tantrum dalam waktu yang cukup lama, terkait kondisi ini.

Psikiater dan dosen di Harvard Medical School, Christopher Willard memberikan ulasannya mengenai fenomena tersebut.

Baca juga: Cara Atasi Anak Tantrum Tanpa Berteriak

Willard mengatakan, perilaku ini mungkin disebabkan anak-anak tersebut sedih karena merindukan teman atau rutinitasnya sebelum pandemi.

"Mereka merasakan emosi yang sama seperti orang dewasa tentang pandemi," ungkap Willard.

"Bedanya, anak-anak mengekspresikan dengan cara lain, seperti menangis, memotong rambut, berteriak, menjerit, berdebat, dan berkelahi dengan saudaranya," sambung dia.

Namun demikian, sesungguhnya orangtua dapat membantu anak-anak mereka melewati masa yang sulit ini.

Orangtua dapat mencegah kehancuran di masa depan dengan mendukung stabilitas emosional anak-anak, dan menyediakan ruang untuk mengekspresikan perasaan mereka.

Baca juga: Tanpa Marah, Lakukan Ini untuk Mengendalikan Emosi Anak

Mengenali akar dari perilaku buruk

Willard mengungkapkan, orangtua yang baik pun pasti akan mengalami kesulitan ketika harus bekerja dari rumah dan mengurus anak-anak mereka secara bersamaan.

Sehingga, meskipun orangtua berada di rumah, namun kesibukan pekerjaan membuatnya tidak dapat memberikan perhatian yang penuh kepada anak-anak.

Dan, hal tersebut bisa menyebabkan sejumlah perilaku buruk terhadap anak-anak, karena mereka merasa tidak mendapatkan penguatan di situasi yang krisis ini.

"Jika anak-anak sudah terlibat dalam perilaku yang lebih merusak seperti memotong rambut, maka berkonsultasi ke ahlinya," ujar Psikolog yang berbasis di Maryland, Mary Alvord.

Alvord menambahkan, kurangnya perhatian orangtua bisa menjadi alasan di balik kehancuran atau perilaku yang lebih menantang pada anak-anak.

Belum lagi, kalau orangtua merasa stres dan tidak sabar, mereka cenderung akan membentak yang justru memperburuk perilaku anak-anak.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com