Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2021, 09:09 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Menghabiskan terlalu banyak waktu online di medsos bisa membuat seseorang kesulitan membedakan perspektif online dan kehidupan nyata.

Baca juga: Kenapa Kita Suka Membandingkan Diri dengan Orang Lain di Media Sosial?

2. Terobsesi terus-menerus mengecek ponsel

Mengecek notifikasi setiap waktu juga bisa menjadi tanda bahwa aktivitas digital sudah mengganggu relasi sosial di kehidupan nyata.

"'Likes" bisa sangat adiktif, menyebabkan dopamin, hormon perasaan senang, di otak yang memaksa seseorang untuk terus-menerus mengecek ponselnya," kata Modir.

3. Interaksi dunia nyata terganggu

Ini bisa berupa komplain dari orang sekitar bahwa penggunaan media sosial Anda mengganggu relasi sosial di dunia nyata atau penurunan interaksi dengan orang-orang sekitar.

Indikasi lain bahwa Anda sudah menggunakan media sosial secara berlebihan adalah terus-menerus menerima info yang sama dari berbagai platform media sosial.

"Ini hampir membahayakan kemampuan kita untuk berpikir dan mengembangkan percakapan santai kita sendiri," kata Modir.

4. Tidur terganggu

Tanda lainnya bahwa Anda mungkin perlu jeda media sosial adalah ketika Anda bangun tidur dengan perasaan khawatir tentang apa yang dilihat di media sosial pada malam harinya.

"Ini mungkin karena Anda terus scrolling hingga larut malam. Ini adalah kebiasaan buruk yang sering kali menimbulkan tidur gelisah atau tidak nyenyak," kata Ostach.

Jika kebiasaan mengakses media sosial hingga larut malam sudah mengganggu jadwal tidur, maka mungkin inilah saatnya Anda harus membuat batasan dengan perangkat elektronik Anda.

Baca juga: Remaja di Era Media Sosial Dihantui Kecemasan

5. Mulai memandang negatif diri sendiri

Beberapa orang merasa pandangan terhadap dirinya ikut terpengaruh dari apa yang dilihatnya di media sosial.

Konselor profesional klinis berlisensi dari Washington DC, Jermaine Graves menyebutkan, beberapa tanda seseorang memandang dirinya secara negatif, serta menyebabkan perasaan tidak berharga, putus asa, atau depresi.

6. Rasa kecemasan, depresi atau kesepian meningkat

Media sosial bisa memicu perasaan kompetitif, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kecemasan, membuat seseorang merasa perlu dirinya memenuhi ekspektasi sosial dari orang-orang yang mereka ikuti di media sosial.

"Ini hal yang tidak realistis dan berdasarkan fantasi saja," kata Modir.

Baca juga: Tak Hanya Ganggu PIkiran, Kecemasan Juga Sebabkan Gangguan Fisik

Menyeimbangkan dunia nyata dan media sosial

Tak ada yang salah dari penggunaan media sosial. Manfaat media sosial justru bisa kita dapatkan jika dapat menggunakannya decara wajar dan seimbang.

Misalnya, untuk memasarkan dagangan, membagikan momen tertentu bersama kerabat, mendapatkan informasi terbaru, dan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com