BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Hypermart

Kali Kedua Puasa di Tengah Pandemi, Bagaimana dengan Imun Tubuh?

Kompas.com - 27/03/2021, 09:07 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam dua minggu ke depan, umat Islam akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Tahun ini merupakan kali kedua masyarakat dunia, termasuk Indonesia, menjalankan ibadah puasa di tengah pandemi Covid-19.

Sejak pandemi melanda, kesehatan kian menjadi prioritas utama. Segala upaya dilakukan untuk menjaga imunitas tubuh demi terhindar dari paparan virus corona.

Sebagian orang menilai, puasa membuat daya tahan tubuh menjadi lemah karena tidak adanya asupan makanan dan cairan selama sekitar 13 jam. Imunitas yang lemah berarti jalan masuk virus corona kian terbuka.

Untungnya, anggapan itu tidak benar. Puasa justru terbukti dapat meningkatkan imunitas tubuh.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal National Library of Medicine pada 2018 menyebutkan bahwa puasa atau pembatasan kalori bisa menyebabkan terjadinya autophagy dalam tubuh. Adapun autophagy merupakan regenerasi sel alami yang terjadi pada tubuh.

Ketika seseorang membatasi jumlah makanan yang masuk dalam tubuh selama berpuasa, sel-sel tubuh akan menerima lebih sedikit kalori. Dengan demikian, sel-sel tubuh harus bekerja lebih efisien. Stres yang disebabkan oleh pembatasan kalori tersebut kemudian memicu autophagy.

Kemudian, autophagy membuat sel-sel tubuh membersihkan dan mendaur ulang setiap bagian yang tidak perlu atau rusak.

Proses tersebut memainkan peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh atau imunitas. Pasalnya, autophagy akan membersihkan racun dan agen infeksi dalam tubuh.

Anggapan senada disampaikan oleh Dr Amir Khan, seorang dokter di National Health Service (NHS) dan dosen senior di Inggris.

Menurutnya, tubuh akan mendaur ulang banyak sel kekebalan yang lama atau rusak sebagai upaya menghemat energi saat berpuasa.

“Sel-sel baru ini lebih cepat dan efisien dalam memerangi infeksi sehingga kekebalan tubuh secara keseluruhan akan meningkat,” tulis Dr Amir Khan seperti dilansir dari Aljazeera, Jumat (23/4/2020).

Jaga pola makan dan rutin olahraga ringan

Meski demikian, pola makan tetap harus dijaga dengan baik agar tubuh tidak kekurangan nutrisi saat berpuasa. Pastikan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang saat berbuka dan santap sahur. Anda bisa pula menerapkan diet keto saat berpuasa.

Melansir Healtline.com, Kamis (23/8/2018), diet keto dapat mempercepat autophagy dalam tubuh saat menjalani puasa. Diet ini dilakukan dengan menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan diganti dengan makanan tinggi lemak.

Hal itu diamini oleh seorang kardiologis bersertifikat Dr Luiza Petre. Ia menjelaskan, dengan menerapkan diet keto, 75 persen sumber kalori tubuh akan didapatkan dari lemak. Hal ini turut mengubah metabolisme tubuh. Tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi alih-alih menggunakan glukosa.

Kemudian, tubuh akan mulai memproduksi zat keton yang memiliki manfaat perlindungan terhadap sel tubuh.

“Ketika tubuh kekurangan gula melalui puasa dan diet keto, hal tersebut akan memicu mode perbaikan (sel),” jelas Petre.

Selain diet keto, tetap perbanyak konsumsi sayur dan buah, terutama yang memiliki manfaat besar dalam menjaga imunitas tubuh, seperti jeruk, paprika merah, brokoli, bawang putih, bayam, pepaya, dan kiwi. Tambahkan pula daging sapi dan ikan tuna dalam menu Ramadhan Anda.

Agar proses autophagy maksimal, olahraga ringan perlu dilakukan secara rutin selama Ramadhan. Masih mengutip Healthline, latihan fisik dapat memicu proses autophagy pada organ-organ penting dalam proses metabolisme tubuh, seperti otot, hati, pankreas, dan jaringan adiposa.

Tak lupa, atur pola tidur dengan baik sehingga tubuh memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat.

Selain itu, penerapan protokol kesehatan mutlak dilakukan. Rajin mencuci tangan, menggunakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak fisik (physical distancing), menghindari kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi tak boleh diabaikan.

Sebisa mungkin lakukan semua kegiatan dari rumah, termasuk berbelanja kebutuhan makanan penguat imunitas tersebut. Anda juga bisa memanfaatkan layanan belanja online, seperti yang dimiliki Hypermart, untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Demi menjaga penyebaran virus corona, Hypermart telah menyediakan layanan berbelanja dari rumah melalui WhatsApp Chat & Shop, aplikasi Hypermart Online, Grabmart, dan situs belanja online, seperti Shopee, Blibli, dan Tokopedia.

Baca juga: Buka Toko Online di Blibli, Hypermart hingga Hyfresh Tebar Diskon

Jika terpaksa harus berbelanja secara langsung, Hypermart tetap menjamin keamanan konsumennya dengan menyediakan metode pembayaran nontunai (cashless) menggunakan e-payment, seperti OVO, Shopeepay, Dana, Gopay, Jenius, dan e-payment lainnya melalui scan QRIS by Nobu Bank.

Dengan menggunakan pembayaran e-payment tersebut, Anda juga berkesempatan mendapatkan promo menarik, seperti tambahan diskon 10 persen untuk semua produk sayur, buah, daging, dan ikan setiap hari.

Kemudian, diskon 30 persen untuk semua produk bakery pada Selasa, produk nugget pada Rabu, dan susu segar (freshmilk) pada Kamis. Potongan harga 10 persen dan 30 persen tersebut juga berlaku untuk pembelian produk-produk yang sedang dipromosikan.

Baca juga: Belanja di Hypermart dkk Bisa lewat Tokopedia

Selain penawaran menarik, Hypermart juga menjamin keamanan dan kehalalan dalam proses pengelolaan semua produknya.

Sebagai informasi, Hypermart merupakan retail hypermarket pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapatkan Sertifikasi Jaminan Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Untuk mendapatkan informasi dan penawaran menarik lain, Anda dapat berkunjung ke laman resmi serta mem-follow akun Instagram dan Facebook Hypermart.

Jadi, sembari menjaga imunitas tubuh selama berpuasa, keberkahan Ramadhan juga didapatkan karena Anda membeli produk-produk yang terjaga kehalalannya.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com