Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

MPASI ala Generasi Dapur Ngawur

Kompas.com - 29/03/2021, 07:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dapur masa kini jarang memasak dengan urutan dari nol. Memasak akhirnya hanya seni mencampur produk. Sosis digoreng berlumur saos dan kecap.

Dari bahan olahan yang jauh dari kata sehat, dihajar minyak rafinasi saat menggoreng dan diaduk produk ultra proses.

Menjadi moderen yang salah kaprah akhirnya kita harus menelan ludah: ekonomi yang disusun bak batu bata rumah ambyar seketik,a saat penyakit mendera bergiliran.

Unggahan saya di media sosial tentang risiko kematian dini akibat 25% kalori berasal dari produk ultra proses tidak digubris. Tidak dianggap menarik.

Hanya beberapa orang cerdas yang prihatin akhirnya mulai buka suara – itu pun bingung harus bikin apa.

Pemerintah harus bekerja keras menata semua masalah literasi gizi dimulai dari dini. Tidak hanya gembar gembor soal perubahan perilaku.

Siapa yang mau berubah jika kebijakan masih sama dan media sosial berisi pasukan garis keras yang membela lapaknya, tanpa mau tahu ke depannya anak-anak ini bagaimana.

Menyewa influencer sebagai juru bicara akhirnya seperti pedang bermata dua, karena mereka sendiri tidak jelas jalan hidupnya ke mana, apalagi pernah menata rencana apa yang dimasak untuk keluarganya. Yang pasti mereka seringnya bertanya: makan apa, sama siapa, dan kita mau ke mana?

Baca juga: Pola BAB Anak Berubah Setelah Diberi MPASI, Wajarkah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com