Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2021, 19:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada dasarnya setiap anak sudah mengembangkan harga dirinya atau self-esteem sejak masih kecil, yang berdampak pada caranya berinteraksi dengan orang lain.

Namun, harga diri anak-anak bisa menjadi rendah dan muncul rasa minder jika mereka sering terpapar oleh lingkungan yang negatif atau tidak mendukungnya untuk bertumbuh.

Adapun berikut ini hal-hal yang berkontribusi membuat rendahnya self-esteem pada anak, seperti yang dilansir dari laman Moms.

1. Trauma, perundungan, dan kekerasan

Kekerasan secara fisik, seksual, atau emosional dapat membuat harga diri seorang anak menjadi rendah.

Faktanya, kekerasan dan perundungan menyebabkan anak-anak merasa malu dan hal itu dengan cepat menghilangkan rasa percaya terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Bahkan jika trauma itu melekat pada seorang anak selama bertahun-tahun, maka dia akan kesulitan menemukan cara untuk memproses emosi di sekitarnya dan tidak pernah merasa bahagia.

Meskipun sebagai orangtua kita tidak dapat melindungi anak-anak dari segala hal, kita tetap dapat menunjukkan apresiasi dan rasa cinta kasih kepada mereka.

Itulah yang benar-benar dapat membantu anak-anak melawan penyebab rasa minder yang mereka alami.

Baca juga: Intip 7 Tips Membesarkan Anak yang Percaya Diri

2. Punya kondisi medis

Menurut The Better Health Channel, kondisi medis seperti nyeri kronis, penyakit jangka panjang, atau kecacatan fisik juga dapat menyebabkan harga diri yang rendah pada anak.

Kondisi kesehatan fisik seorang anak merupakan faktor penting dari penyebab harga diri rendah yang sering kali terabaikan.

Demikian pula, kondisi kesehatan mental yang mendasarinya juga dapat menurunkan harga diri anak.

Untuk alasan ini, penting bagi anak-anak tumbuh dengan orang-orang yang berasal dari latar belakang yang sangat beragam (inklusif). Sehingga, anak-anak dapat melihat orang-orang seperti mereka dan mendengar bagaimana mereka mengatur kehidupan sehari-hari.

Ilustrasi balita bermain dengan orangtua.SHUTTERSTOCK/Rawpixel.com Ilustrasi balita bermain dengan orangtua.

3. Prestasi akademis yang buruk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com