KOMPAS.com - Water fasting atau diet air putih adalah tipe puasa yang membatasi semua makanan dan minuman, kecuali air putih.
Pola diet ini menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir karena dianggap sebagai cara cepat menurunkan berat badan.
Kebanyakan pelaku diet air putih menjalankannya selama 24 hingga 72 jam. Namun, periode puasa tak boleh lebih dari itu tanpa pengawasan medis.
Menurut Healthline, manfaat diet puasa salah satunya meningkatkan autofagi.
Adapun autofagi adalah proses di mana tubuh akan rusak dan mendaur ulang bagian-bagian sel lama yang membahayakan.
Selain itu, diet air putih juga diyakini dapat membantu menurunkan tekanan darah, memperbaiki sensitivitas insulin, hingga mencegah risiko penyakit kronis.
Baca juga: Menurunkan Berat Badan Dengan Diet Air Putih, Amankah?
Meski begitu, diet air putih memiliki sejumlah risiko dan potensi bahaya.
Berikut beberapa bahaya diet air putih dan risikonya:
Menjalankan diet air putih akan membuat seseorang cepat menurunkan berat badan karena membatasi asupan kalori.
Menurut penelitian, berat badan yang turun bisa berkisar 0,9 kilogram per hari, selama periode puasa 24 hingga 72 jam.
Sayangnya, kebanyakan berat yang hilang mungkin datang dari air, karbohidrat, dan bahkan massa otot.
Baca juga: Jangan Asal Diet Rendah Kalori, Ini Bahayanya
Ini mungkin terdengar aneh, mengingat para pelaku diet air putih hanya mengonsumsi air putih selama periode puasa.
Tapi, diet air putih terbukti dapat membuat seseorang dehidrasi.
Penyebabnya, sekitar 20-30 persen asupan cairan harian datang dari makanan yang kita makan.
Jika kita hanya minum jumlah air yang sama setiap harinya tanpa mengonsumsi makanan apapun, maka tubuh kita tidak akan mendapatkan asupan cairan yang cukup.
Beberapa gejala dehidrasi seperti pusing, mual, sakit kepala, sembelit, tekanan darah rendah, hingga produktivitas rendah.
Baca juga: 4 Komplikasi Dehidrasi yang Tak Layak Disepelekan
Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang terjadi ketika kita tiba-tiba berdiri dan dapat menyebabkan pusing hingga berisiko pingsan.
Hipotensi ortostatik sering terjadi pada pelaku diet air putih.
Jika mengalami kondisi ini saat menjalani diet air putih, Anda mungkin perlu menghindari aktivitas yang membahayakan, seperti mengemudi atau mengoperasikan alat berat.
Pusing dan risiko pingsan bisa berujung pada kecelakaan. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini selama diet air putih, mungkin pola diet itu tidak cocok buat Anda.
Baca juga: Bahayanya Kehilangan Massa Otot akibat Diet Ketat
Meskipun periode diet air putih relatif singkat, ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat diperburuk oleh pola diet ini.
Orang dengan kondisi medis berikut tidak boleh diet air putih tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter:
Pada akhirnya, diet ini mungkin memang menjadi metode yang populer dan diyakini memiliki sejumlah manfaat kesehatan.
Sayangnya, kebanyakan manfaat kesehatan tersebut masih belum cukup dibuktikan secara ilmiah.
Penelitian yang ada masih terbatas pada studi terhadap hewan dan efek yang sama belum tentu terjadi pada manusia.
Diet air putih memiliki sejumlah risiko, terutama jika periode puasanya lebih dari tiga hari atau Anda memiliki kondisi medis tertentu, seperti asam urat dan diabetes.
Jika ingin menurunkan berat badan dengan cepat, Anda bisa mencoba pola diet lain yang lebih aman, seperti puasa intermitten atau puasa hari alternatif.
Baca juga: Ingin Langsing? Simak 10 Cara Diet Aman dengan Hasil Cepat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.